REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktivis muda yang tergabung di Climate Rangers Jakarta tekankan keterlibatan anak muda dalam aksi iklim. Menjelang Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) di Brasil, para aktivis muda Indonesia juga mendorong transisi energi yang adil.
“Sebelum membicarakan mengenai transisi energi berkeadilan, kita perlu melihat transisi berkeadilan itu versi siapa terlebih dahulu," kata Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Sekar Banjaran Aji dalam diskusi dengan topik Everyone Matters: Advancing a Just Transition in Climate, Energy, and Green Investment, Senin (14/7/2025).
Dikutip dari pernyataan Climate Ranger, diskusi ini merupakan agenda pembuka dari Local Conference of Children and Youth (LCOY) Indonesia 2025 yang merupakan konferensi orang muda menuju KTT Iklim (COP) 30 Brasil. Inisiatif ini menjadi wadah untuk memperkuat suara anak dan orang muda Indonesia untuk membentuk masa depan iklim yang adil dan berkelanjutan.
Sekar mengatakan dalam satu sisi mungkin bagi pengusaha transisi energi saat sudah adil tetapi bagi masyarakat belum adil, lalu apakah anak muda bisa menentukan transisi energi berkeadilan.
"Selain itu, jauh sebelum membicarakan transisi energi kita juga mempertimbangkan masih banyak masyarakat yang bahkan belum mengenal sumber energi," kata Sekar.
Direktur Eksekutif Generasi Melek Politik Neildeva Despendya menegaskan setiap aksi iklim tidak bisa terlepas dari politik. “Karena setiap keputusan politik bisa jadi dua arah: makin memperparah krisis, atau jadi titik balik Indonesia jadi pionir penanganan iklim," kata Neildeva.