Selasa 23 Sep 2025 07:10 WIB

Menteri LH Minta Pemda Kelola Limbah MBG

Residu dan limbah dari produksi berpotensi menimbulkan masalah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Program MBG di salah satu sekolah di Jakarta
Foto: Mg159
Program MBG di salah satu sekolah di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM — Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mendorong pengelolaan limbah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, penyediaan gizi seimbang bagi anak-anak harus berjalan dengan pengawasan lingkungan yang ketat.

Saat meninjau dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batu Aji, Batam, Hanif melihat langsung proses produksi lebih dari 3.000 paket makanan per hari. Ia menilai kualitas makanan sudah sesuai standar, namun residu dan limbah dari produksi berpotensi menimbulkan masalah bila tidak dikelola dengan baik.

Baca Juga

“Sebagaimana mandat Presiden, kita semua diminta melakukan pembinaan dan kontrol terkait penanganan makan bergizi gratis di seluruh Indonesia. Ini program prioritas nasional yang sangat penting untuk pertumbuhan generasi yang akan datang,” kata Hanif dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).

Ia menekankan pentingnya tata kelola sampah dan limbah. “Sisa makanan harus ditangani dengan baik, begitu juga limbah dari proses produksi agar tidak berdampak negatif pada lingkungan,” ujarnya.

Hanif menyebut produksi ribuan paket makanan setiap hari pasti menyisakan residu. “Itu harus ditangani serius, tidak boleh dianggap sepele,” tegasnya.

Berdasarkan laporan Dinas Pendidikan Batam, program MBG sudah menjangkau lebih dari separuh wilayah sasaran di kota tersebut. Hanif mengapresiasi capaian ini, namun tetap mengingatkan soal pengelolaan limbah. “Alhamdulillah cakupannya sudah lebih dari 50 persen, dan semoga terus ditingkatkan. Hari ini makanannya sudah bagus, tapi soal sampah masih perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, tata kelola limbah yang baik akan membuat MBG tidak hanya mendukung perbaikan gizi anak bangsa, tetapi juga menjadi contoh praktik pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement