REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan fasilitas penukaran sampah botol plastik dengan voucer belanja di Jakarta Eco Future Festival (JEFF) 2025 yang digelar di Cibis Park, Jakarta Selatan, mulai Kamis hingga Jumat (26/9/2025).
“Ada Trash to Treasure di mana pengunjung dapat membawa botol plastik serta limbah berulang lainnya untuk ditukarkan dengan produk ramah lingkungan atau voucer belanja di Eco Market,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Dalam JEFF 2025 yang mengusung tema Rethink, Reuse, Recreate, Pemprov DKI menghadirkan berbagai kegiatan seperti talkshow, workshop kreatif tentang bersih-bersih lemari, instalasi seni Garden of Waste, hingga pengalaman realitas virtual (VR) bertema lingkungan. Festival ini juga menampilkan inovasi hijau, produk daur ulang, serta berbagai inisiatif bisnis berkelanjutan.
“Ada creative workshop membuat kerajinan menarik dari sampah berulang, instalasi seni yang menyulap limbah sebagai ruang refleksi tentang krisis lingkungan dan keindahan yang lahir dari perubahan,” ujar Asep.
Ia menjelaskan, melalui kegiatan ini Pemprov DKI menyoroti isu pengendalian pencemaran udara dan ekonomi sirkular, serta menyampaikan informasi tentang aksi pengendalian pencemaran berbasis peringatan dini.
Asep menargetkan acara tersebut dihadiri sekitar 8.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, akademisi, pengurus bank sampah, pegiat maggot, hingga komunitas lingkungan.
“Melalui JEFF 2025, kita melihat transisi menuju ekonomi hijau bukan sekadar konsep, tetapi sebuah gerakan nyata. JEFF 2025 menjadi ruang belajar, inspirasi sekaligus perayaan gaya hidup berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Sebagai bagian dari rangkaian pra-acara JEFF 2025, DLH DKI juga melakukan penyemprotan water mist sebanyak 4.000 liter di sejumlah titik strategis Ibu Kota untuk menekan polusi udara. Penyemprotan dilakukan di kawasan padat aktivitas seperti Dukuh Atas, TB Simatupang, Fatmawati, Bundaran HI, MH Thamrin, hingga Lapangan Banteng. Langkah ini diyakini dapat menurunkan partikel polutan, khususnya PM2.5, sekaligus menciptakan ruang publik yang lebih sehat.
Selain itu, DLH juga menyiagakan mobile videotron yang menayangkan pesan edukasi mengenai pengendalian polusi udara. Melalui sarana ini, masyarakat diajak lebih sadar melakukan langkah sederhana, seperti rutin uji emisi kendaraan dan beralih ke transportasi umum.
“Pengendalian polusi tidak bisa dilakukan pemerintah semata. Partisipasi warga, dunia usaha, dan komunitas sangat penting untuk mewujudkan Jakarta yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tutur Asep.
Ikuti Whatsapp Channel Republika