REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG--Empat pemain Sriwijaya FC, Charis Yulianto, Cristian Worabay, Ambrizal, dan Isnan Ali resmi masuk sel tahanan Mapoltabes Palembang, Jumat sore (14/5). Sebelumnya, mereka telah menjalani pemeriksanaan maraton oleh penyidik selama lima jam, di ruang Unit Pidana Ekonomi (Pidek) Sat Reskrim Poltabes Palembang, sejak pukul 10.00 WIB.
Kanit Pidana Ekonomi Poltabes Palembang, Iptu Wira Prayatna, mengatakan, keempat pemain SFC ini telah mengakui melakukan pengeroyokan terhadap anggota kelompok suporter Sriwijaya FC yakni Sriwijaya Mania Sumsel (SMS), di Lampu Merah RS Charitas, Sabtu (8/5), yang berujung satu luka berat dan dua luka ringan.
Aksi tak terpuji empat pemain pilar Laskar Wong Kito ini dipicu oleh yel-yel ejekan yang dinyanyikan kelompok suporter SMS saat mengiringi konvoi bus pemain kembali ke Mess Pertiwi dari Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, seusai ditahan imbang Persija.
Saat sama-sama berada di lampu merah, pemain Sriwijaya FC mengamuk dan langsung mengeroyok anggota kelompok suporter SMS dengan mendatangi bus suporter yang tepat berada di sebelah bus Sriwijaya FC.
Berdasarkan pengakuan korban, hanya empat pemain itu yang telah melakukan pemukulan dan penganiayaan.
"Keputusan penyidik, keempat pemain Sriwijaya FC ini harus bermalam di sel tahanan Poltabes Palembang, sejak malam ini. Hingga saat ini belum ada surat permintaan penangguhan penahanan dari keempat tersangka maupun pengacara Sriwijaya FC," kata Wira.
Selama proses penyidikan itu tampak Arief Suyono bertindak sebagai saksi. Menurut korban, pemain asal Malang itu menjadi satu-satunya pemain Sriwijaya FC yang berusaha melerai.
Hadir juga, jajaran manajemen Sriwijaya FC, seperti manajer Sriwijaya FC Hendri Zainuddin, pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, Direktur Keuangan PT Sriiwijaya Optimis Mandiri Augie Bunjamin. Puluhan anggota kelompok suporter SMS juga hadir untuk melihat langsung proses penyidikan kepada empat pemain tersebut.