Kamis 03 Jun 2010 05:14 WIB

Turker Kaan, "Aktivis" Mavi Marmara Termuda

Nilufer Cetin dan anaknya, Turker Kaan Cetin
Foto: DHA Photo
Nilufer Cetin dan anaknya, Turker Kaan Cetin

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Satu yang disyukuri Nilufer Cetin salah satu aktivis pro-Palestina dalam kapal Mavi Marmara adalah, anaknya Turker Kaan Cetin yang masih berusia 1 tahun tak rewel selama menyertai kedua orang tuanya melakukan operasi kemanusiaan. Turker Kaan menjadi peserta termuda dalam pelayaran Mavi Markara yang dihadang di tengah lautan oleh armada maritim Israel. Sedikitnya 10 orang aktivis meninggal dunia dalam insiden itu.

Nilufer menyadari ada yang tak beres ketika mendengar suara tembakan sebelum kapal Israel merapat. Naluri keibuannya bekerja dan membawa Turker Kaan ke kabin dan bersembunyi di kamar mandi yang sempit dan gelap. Turker, seperti menyadari bahaya mengancam, terdiam dalam dekapan ibunya.

Nilufer Cetin, wanita berkebangsaan Turki, menyebut kapal itu "berubah menjadi danau darah" saat ia keluar dari perembunyiannya. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar tak lama setelah kedatangannya -- dia dan anaknya adalah aktivis yang dibebaskan Israel pertama kali -- ia menyebut bentrokan di kapal itu "sangat buruk dan brutal". Dia mengatakan, setelah kapal-kapal Israel "lelah" dengan armada selama dua jam,  mereka kembali pada 04.00.

"Operasi segera dimulai dengan pembakaran," katanya kepada wartawan. Selama konferensi pers, Turker duduk tenang di pangkuannya. "Pertama itu tembakan peringatan, tapi ketika Mavi Marmara  tidak  berhenti, peringatan ini menjadi serangan."

Suaminya, Ekrem Cetin, kepala teknisi Mavi Marmara, kini masih ditahan. "Aku tidak menyesal bahwa aku membawa anak saya," kata Nilufer.

Mengenai jumlah korban tewas yang masih simpang siur, Cetin mengatakan ia menemui lima mayat di kapal itu. Tapi ia mendengar seorang tentara Israel yang melakukan pembersihan menyatakan 19 orang meninggal. "Apa yang kami alami di papan adalah pelanggaran hak asasi manusia. Saya ditanyai karena saya membawa bayi saya. Saya bilang, ini adalah pelayaran kemanusiaan. Ini adalah bukti bahwa perahu kami adalah sipil," katanya.

sumber : Hurriyet Daily News
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement