Jumat 04 Jun 2010 00:30 WIB

Presiden Serukan Ekonomi Hijau

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Budi Raharjo
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar praktik ekonomi hijau (green economy) benar-benar bisa dijalankan di seluruh aspek. Menurut Presiden, green economy merupakan bentuk ideologi ekonomi baru.

Ideologi itu muncul karena dunia menghadapi tantangan baru di abad ke-21. ''Dunia di abad ke-21 menghadapi tantangan besar perubahan iklim, dampaknya sudah dirasakan di seluruh dunia,'' kata Presiden di Jakarta, Kamis (3/6).

Selain perubahan iklim, tantangan lain yang dihadapi dunia adalah kesejahteraan. Hal itu, kata Presiden, terkait dengan penyediaan pangan, dan energi. Jika green economy ini dijalankan, maka bisa mengatasi perubahan iklim dan mencegah efek rumah kaca.

Presiden menilai, dunia perekonomian perlu membalikkan tren. Kini saatnya untuk mengubah praktik-praktik bisnis yang biasa menjadi praktik yang mengandalkan kebijakan ramah lingkungan, pendekatan iptek, dan mengubah gaya hidup. ''Bumi tidak berkembang, manusia di dunia jumlahnya bertambah, makin banyak memerlukan kebutuhan hidupnya,'' imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement