Ahad 06 Jun 2010 01:00 WIB

Hasil Otopsi: Lima Relawan Wafat Akibat Tembakan di Kepala

Tampak salah seorang istri dari relawan yang tewas saat pemakaman. (insert: foto Fulkan Dogan yang merupakan korban termuda yang berusia 19 tahun)
Foto: AP-AFP
Tampak salah seorang istri dari relawan yang tewas saat pemakaman. (insert: foto Fulkan Dogan yang merupakan korban termuda yang berusia 19 tahun)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Penyebab wafatnya sembilan relawan pada serangan pasukan Israel di kapal pembawa bantuan Gaza akibat 30 tembakan dan sebanyak lima korban mengalami luka tembak di kepalanya. Demikian dilaporkan koran Inggris, Guardian, Jumat (4/6).

Hasil otopsi menunjukkan, korban tersebut sebagian besar terkena peluru 9 mm yang kebanyakan berasal dari jarak dekat. Guardian mengutip, Yalcin Buyuk yang merupakan wakil ketua dari penasihat forensik Turki yang melakukan otopsi, Jumat (4/6).

Pasukan Israel menyerang armada kapal bantuan kemanusiaan Gaza yang mencoba menembus blokade laut Israel, Senin (31/5). Seluruh korban tewas berasal dari satu kapal yang sama, Mavi Marmara, mengundang kemarahan dari berbagai negara di dunia.

Israel mengaku, para tentara yang memasuki kapal Mavi Marmara menembak sebagai usaha membela diri, setelah para relawan melawan dengan tongkat pemukul dan pisau serta dua senjata api yang berhasil direbut dari para tentara.

Hasil otopsi menunjukkan, relawan berusia 60 tahun bernama Ibrahim Bilgen ditembak empat kali di pelipis, dada, pinggul dan pinggang, lanjut laporan dari Guardian. Relawan termuda bernama Fulkan Dogan yang berusia 19 tahun, warga negara Turki dan Amerika Serikat ditembak lima kali dari jarak kurang dari 45 cm di bagian wajah, kepala bagian belakang kemudian dua kali di kaki dan satu kali di punggung.

Dua relawan lain ditembak sebanyak empat kali. Lima korban ditembak di kepala bagian kepala atau di punggung, ujar Buyuk yang dikutip Guardian. Sebagai tambahan, didapati 48 korban luka tembak lain dan enam relawan yang masih dinyatakan hilang.

Israel mengatakan, rangkaian luka tembak tidak direncanakan selain sebagai usaha bela diri. "Situasi satu-satunya yang membuat seorang tentara menembak adalah ketika mengancam jiwanya," tulis Guardian lagi mengutip juru bicara kedutaan Israel di London.

Guardian juga mengutip Haluk Ince, ketua dari penasihat forensik di Istanbul yang mengatakan, hanya satu kasus yang menunjukkan luka akibat satu tembakan yaitu di bagian dahi dari tembakan jarak jauh, sementara korban lain menunjukkan beberapa tembakan.

Dia menuturkan, ini merupakan pertama kali pihaknya melihat jenis bahan yang digunakan untuk senjata. "Itu hanya sebuah wadah, termasuk berbagai jenis peluru dalam pistol. Kemudian memasuki bagian pelilpis di kepala dan sampai ke otak," ujar Haluk Ince.

Turki yang merupakan satu-satnya sekutu negara Muslim dari Israel menuduh negara Yahudi itu mengkhianati hukum alkitabnya. Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah tembakan di kepala dapat menggambarkan tindakan bela diri?

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement