REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sehari setelah mengaku hasil rekaman serangan Mavi Marmara yang dipublikasi tentara Israel telah melalui proses editing, kini Israel giliran menuding kantor berita Reuters telah memanipulasi gambar tentaranya yang diserang aktivis. Israel menuduh Reuters telah menghapus gambar aktivis yang menghunus senjata dan "menghapus" bercak darah dari foto tubuh pasukan Israel yang diserang aktivis.
Sebuah gambar yang dipublikasi Reuters berisi seorang tentara IDF diserang oleh penumpang kapal Marmara Mavi, dengan pisau penumpang. Semestinya, kata mereka, tangan tentara itu terluka dan ada genangan darah di bawahnya. Namun dalam foto yang dipublikasi, hal itu tak ditemukan karena telah "diedit" pihak Reuters.
Sembilan orang tewas dan puluhan lainnya terluka, di antaranya tentara Angkatan Pertahanan Israel, ketika bentrokan meletus setelah pasukan IDF merangsek masuk dan menyerang kapal Mavi Marmara untuk mencegah kapal itu mencapai tujuannya di Gaza.
Kapal itu salah satu dari enam kapal yang membentuk armada kebebasan Freedom Flotilla, sebuah konvoi yang membawa bantuan kemanusiaan yang berangkat dari Turki dalam upaya untuk memecahkan blokade Israel di Jalur Gaza. Lima dari perahu dalam konvoi itu dinaiki oleh pasukan IDF tanpa insiden, sementara penumpang di keenam melawan ketika mereka datang ke atas kapal. keenam perahu kemudian ditarik oleh Angkatan Laut Israel ke kota pelabuhan Israel, Asdod.
Reuters pada hari Senin menolak tuduhan itu. Mereka menyatakan apa yang dimuat adalah gambar aslinya. Seorang juru bicara Reuters menyatakan, ""Reuters berkomitmen untuk sebuah laporan yang akurat dan tidak memihak. Semua gambar yang melewati kami mengikuti editorial yang ketat dan evaluasi proses seleksi."
Menurutnya, pihak mereka mendapatkan gambar itu di Istanbul dan sebelum ditayangkan telah mengikuti praktik editorial normal."