REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Saat ini semakin banyak wanita Amerika Serikat (AS) memilih untuk tidak memiliki anak dibandingkan dengan tiga dasawarsa lalu. Pew Research Center melaporkan, hampir 20 persen wanita dewasa tak memiliki anak, atau naik 10 persen dibandingkan pada 1970-an.
"Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, tekanan sosial untuk memainkan peran tradisional telah berkurang dalam banyak hal dan ada lebih banyak peluang bagi pilihan pribadi. Ini dapat memainkan peran dalam mengurangi tekanan buat rakyat untuk menikah dan membesarkan anak," ujar D`Vera Cohn, penulis bersama laporan tersebut, Ahad (27/6).
"Wanita memiliki lebih banyak pilihan dibandingkan pada masa lalu untuk membina karier yang kuat dan menerapkan pilihan untuk tidak mempunyai anak," kata Cohn di dalam surat elektroniknya.
Temuan dalam laporan itu didasarkan atas data dari "Census Bureau`s Current Population Survey" (Survei Biro Sensus Penduduk).
Cohn mengatakan, alasan lain dari meningkatnya jumlah wanita yang tidak menginginkan anak itu adalah anak-anak dipandang oleh sebagian orang sebagai kurang penting bagi perkawinan yang berhasil.
Survei Pew pada 2007 mendapati bahwa 41 persen orang dewasa mengatakan, anak-anak sangat penting bagi perkawinan yang baik, turun dari 65 persen pada 1990.
Satu dari lima wanita kulit putih yang berusia 40-44 tahun tak mempunyai anak pada 2008, dibandingkan dengan 17 persen wanita kulit hitam dan Hispanik dan 16 persen wanita Asia. Antara 1994 dan 2008, angka wanita kulit hitam dan Hispanik yang tak memiliki anak naik hampir sepertiga, jauh lebih tinggi daripada peningkatan 11 persen pada wanita kulit putih.
Pendidikan juga tampaknya menjadi salah satu faktor dalam pilihan seorang wanita untuk menjadi ibu. Semakin wanita berpendidikan, semakin tinggi angka penolakan untuk memiliki anak.
Bagi wanita yang hanya mengantongi diploma sekolah menengah, angka itu adalah 17 persen, dibandingkan dengan 24 persen pada wanita penyandang gelar sarjana muda.
Tetapi angka wanita yang tak mempunyai anak telah turun pada wanita yang memiliki gelar sarjana dari 31 persen pada 1994 jadi 24 persen pada 2008.
"Para ahli ekonomi akan memberitahu anda bahwa makin banyak wanita yang lebih berpendidikan memiliki lebih banyak kesempatan untuk diraih secara ekonomi dengan memprioritaskan karier mereka, dibandingkan dengan wanita yang kurang berpendidikan,'' papar Cohn.
Wanita yang memiliki pendidikan paling tinggi, jelas Cohn. juga cenderung menikah pada usia yang lebih tua dan menunda untuk mempunyai anak sampai usia mereka lebih tua lagi dibandingkan dengan mereka yang kurang berpendidikan.