REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi VII DPR Halim Kalla mendesak pemerintah agar bisa menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.
"Yang lebih penting bagaimana pemerintah bisa menjaga kestabilan harga-harga kebutuhan pokok," kata anggota Halim Kalla di Gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Halim menjelaskan, kenaikan TDL sebesar rata-rata 10 persen tidak akan banyak memberatkan masyarakat jika pemerintah mampu menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Menurut dia, tak terkontrolnya harga-harga kebutuhan pokok sangat memberatkan masyarakat. Halim menjelaskan, di negara lain, pemerintah bisa secara ketat menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok.
Mengenai desakan para pengusaha agar pemerintah membatalkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), ia mengatakan, hal itu biasa dilakukan oleh para pengusaha. Halim sendiri sebagai pengusaha bisa memahami hal tersebut, meskipun tidak sepakat dengan hitungan yang diajukan pengusaha. "Kita ini terlalu manja. Ini biasa saja. Hanya hitungannya tidaklah kalau sampai 40 persen," katanya.
Lebih lanjut Halim mengaku sebagai pengusaha yang terpenting adalah adanya pasokan listrik yang terjamin. Kenaikan TDL 10 persen, tambahnya, bisa diterima selama pasokannya terjamin. "Yang jelas TDL naik 10 persen tak masalah, asalkan pasokan listriknya terjamin," katanya.
Menurut dia, jika pasokan listrik tak terjamin dan sering terjadi pemadaman maka justru hitungannya bisa sampai 40 persen karena harus nyalakan genset dengan BBM-nya. Ia menambahkan, yang lebih penting pemerintah bisa menjelaskan untuk apa uang hasil penghematan akibat kenaikan TDL tersebut. "Yang mendesak bagaimana pemerintah bisa jelaskan untuk apa uang penghematan akibat kenaikan TDL tersebut," kata Halim Kalla.