REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR, INDIA-- Ribuan petugas keamanan dikerahkan untuk menegakkan jam malam di beberapa kota besar Kashmir yang dikuasai India Sabtu (31/7), sehari setelah tiga pemrotes tewas ditembak. Tiga pengunjuk rasa, Jumat, tewas dalam dua insiden terpisah, ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah para demonstran anti-India yang marah di kota utara Sopore dan Patan, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Jam malam diberlakukan di Srinagar dan beberapa kota besar lain di Lembah Kashmir," kata seorang juru bicara polisi, merujuk pada ibu kota musim panas Kashmir India. Srinagar terlihat sepi pada saat tentara membawa senjata dan tongkat berpatroli di jalan-jalan.
Pasukan polisi dan paramiliter juga dikerahkan di kota-kota besar untuk mencegah aksi-aksi unjukrasa, menurut juru bicara. Srinagar telah memfokuskan pada aksi-aksi protes sejak 11 Juni, ketika seorang pelajar berumur 17 tahun tewas setelah dihantam oleh tabung gas air mata polisi.
Polisi India dan pasukan paramiliter, yang telah berjuang untuk mengendalikan gelombang protes di lembah itu, telah dituduh membunuh 20 warga sipil dalam tempo kurang dari dua bulan. Setiap kematian memicu putaran baru kekerasan meskipun terdapat imbauan-imbauan untuk tenang dari Kepala Menteri negara bagian, Omar Abdullah, dan Menteri Dalam Negeri India P. Chidambaram.
Pemberontakan terhadap kekuasaan New Delhi atas Kashmir telah diklaim menewaskan puluhan ribu, meskipun kerusuhan baru-baru ini dinilai paling rusuh selama dua tahun terakhir.
India dan Pakistan yang bersenjata nuklir masing-masing menguasai bagian dari Kashmir, namun mereka mengklaim mengusai penuh, dan terlibat dua dari tiga kali perang mengenai wilayah itu sejak mereka berpisah di anak benua itu pada 1947.
Para politisi separatis dan pemberontak bersenjata menolak kekuasaan India di Kashmir, dan mereka ingin bergabung dengan Pakistan yang mayoritas Muslim, atau membentuk negara mereka sendiri.