REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta melirik calon Jaksa Agung pengganti Hendarman Supandji di luar dari unsur kejaksaan alias non karier, selain dari delapan nama yang sudah diserahkan.
"Memang ada delapan nama calon Jaksa Agung yang sudah diserahkan kepada Presiden Yudhoyono. Tapi Presiden perlu mempertimbangkan calon jaksa agung dari luar Kejaksaan Agung," imbuh Wakil Ketua DPR Pramono Anung di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (16/9).
Jika Jaksa Agung berasal dari internal, mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini mengaku khawatir kasus-kasus yang ditangani Kejaksaan Agung selama ini tidak akan terselesaikan dengan baik. "Jaksa Agung baru nanti adalah orang yang bisa menjadi panglima dalam pemberantasan korupsi, bisa mengimbangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," tegas Pramono.
Karena itu, Pram, sapaan akrab Pramono, meminta agar polemik tentang Jaksa Agung dari pejabat karier dan non karier tidak perlu dipersoalkan dan terlalu kaku dipertahankan. "Jaksa Agung dari luar seperti Baharuddin Lopa, Abdurahman Saleh memiliki kinerja yang baik dan bagus," ujarnya.
Ketika didesak siapa calon Jaksa Agung dari luar tersebut, Pram enggan menjawab. Karena, menurut dia, yang terpenting Jaksa Agung baru harus berani.
Jaksa Agung Hendarman Supandji telah menyerahkan delapan nama calon Jaksa Agung kepada Presiden SBY. Semua calon tersebut berasal dari internal Kejaksaan. "Saya berharap, pengganti saya nanti adalah pejabat internal Kejaksaan Agung sebab lebih mengetahui kejaksaan," kata Hendarman beberapa waktu lalu.