REPUBLIKA.CO.ID, LIMA - Setidaknya lima anak-anak pribumi yang hidup di wilayah hutan Amazon utara Peru meninggal setelah digigit oleh kelelawar vampir gila, Departemen Kesehatan negara itu melaporkan pada hari Rabu.
Para korban, semua berusia antara 5 hingga 10 tahun, adalah anggota komunitas Awajun dan Wampis yang hidup provinsi Condorcanqui, sekitar 1.000 km utara Lima, di perbatasan dengan Ekuador.
Fernando Borjas, seorang dokter pada direktorat kesehatan di Chachapoyas, mengatakan diduga dalam beberapa bulan ini wabah rabies telah berjangkit di antara kelelawar pengisap darah di wilayah ini.
Otoritas kesehatan telah mengirim tim dengan vaksin ke desa hutan terpencil, tapi setelah perjalanan 15 jam sungai mereka sering datang terlambat.
'Aku tidak bisa memprediksi angka kematian yang terus meningkat, karena sayangnya kita tidak bisa memberi mereka vaksin secara cepat karena masyarakat sangat terpencil, "kata Dr Borjas pada AFP. Dr Borjas berkata bahwa kedua komunitas telah melaporkan bahwa 3.500 orang digigit kelelawar vampir tahun ini.
'Kelelawar ini makan di malam hari, dan karena mereka tidak menemukan hewan besar maka mereka menggigit manusia, "kata Dr Borjas. Setidaknya 20 orang, baik anak-anak dan orang dewasa, tewas tahun ini di wilayah itu setelah mereka digigit oleh kelelawar.