REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi masih bertahan seperti hari sebelumnya, karena pelaku pasar lebih hati-hati, akibat lesunya sentimen dari eksternal. Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun dua poin menjadi Rp 8.942-Rp 8.952 per dolar dibanding hari sebelumnya Rp .940-Rp 8.950.
Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Selasa mengatakan, rupiah mengalami kesulitan untuk kembali menguat, karena pasar eksternal cenderung melemah.
Namun koreksi harga yang terjadi terhadap rupiah relatif kecil, setelah hari sebelumnya mengalami kenaikan. Koreksi terhadap rupiah yang relatif kecil itu, karena pasar internal masih positif sehingga mengimbangi tekanan dari pasar eksternal.
Ekonomi Indonesia yang dinilai masih positif dan aktifnya pelaku asing bermain di pasar saham merupakan faktor yang menahan muncul tekanan negatif, katanya. Di pasar eksternal, pasar saham Amerika Serikat merosot meski ada berita merger namun tidak mampu mempertahankan kenaikan sebelumnya.
"Tidak bersemangatnya para pelaku masuk ke pasar karena bursa Wall Street melesu," katanya.
Ia mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah diperkirakan hanya terjadi pada Selasa pagi, namun pada sesi berikutnya kemungkinan akan naik, karena faktor positif dari internal masih berlanjut. Karena pelaku asing optimis Indonesia masih merupakan pasar yang positif untuk mencari untung yang lebih besar, katanya.
Menurut dia, investasi di Eropa dan Amerika Serikat saat ini masih sulit, karena pasarnya belum mendukung, sedangkan di Asia khususnya Indonesia masih terbuka lebar.
Dengan aktifnya pelaku asing bermain di pasar saham maka peluang rupiah untuk naik masih tetap ada, katanya.