Rabu 29 Sep 2010 02:55 WIB

Kopassus Unjuk Kebolehan, Lima Menit Lumpuhkan Teroris

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Endro Yuwanto
Pasukan Kopassus, ilustrasi
Foto: Jafkhairi/Antara
Pasukan Kopassus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Aksi penyergapan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terhadap sekawanan teroris di Bandara Ngurah Rai, Bali, Selasa (28/9), patut mendapat acungan jempol. Karena dalam hitungan waktu hanya lima menit, Kopassus yang berlatih bersama Pasukan Khusus Australia (SAS), berhasil membebaskan para sandera dan meringkus pelakunya.

"Untuk aksi pembebasan sandera itu kami tidak berlatih di Bandara Ngurah Rai, tetapi langsung simulasi," kata Danjen Kopassus, Mayjen TNI Lodewijk F. Paulus.

Dikatakan Lodewijk, Kopassus tidak mendapat izin untuk berlatih di Bandara Ngurah Rai, melainkan hanya dibolehkan melakukan simulasi pembebasan sandera itu. Karena itulah tambah Lodewijk, pihaknya melakukan latihan di atas maket dan itu dilakukan sejak sepekan lalu di Batujajar, Bandung. Namun kata Danjen Kopassus yang bertindak sebagai pemimpin latihan bersama, personilnya sudah bergerak sesuai yang diskenariokan.

Penyerbuan yang yang dilakukan Kopassus terhadap pelaku teror menyedot perhatian pengunjung bandara. Pasukan menyerang teroris yang menyendera warga sipil di terminal keberangkatan internasional, mula-mula dengan pasukan yang menyamar sebagai petugas katering. Saat mencoba makanan, pasukan seketika menyerbu teroris.

Sementara itu, pasukan lainnya langsung datang dengan pesawat Helikopter Bollcow, Bell, dan ME17. Pasukan menyerbu dengan memecahkan kaca, menambrak tembok, dan meledakkan beberapa pintu masuk ke target operasi. Dalam penyerbuan itu beberapa teroris tewas. Usai menyerbu, pasukan kembali ke titik awal operasi dengan helikopter.

Dikatakan Lodewijk, latihan bersama kedua pasukan telah berlangsung 18 kali di dua negara. Sedangkan latihan kali ini adalah latihan dengan metode sasaran sebenarnya tanpa latihan di daerah operasi. Menurut Lodewijk, latihan kali ini adalah latihan untuk mengaplikasikan teknik dan taktik operasi pembebasan sandera.

Secara terpisah, Vice President Jaringan Telkomsel Indonesia Timur, Paulus menyatakan, pihaknya telah mengerahkan tiga sistem jaringan untuk kelancaran komunikasi Pasukan Kopassus yang sedan berlatih. Sementara PT Telkom juga melakukan hal yang sama. Di mana dengan enam sistem yang dikerahkan, kelancaran komunikasi pasukan yang sedang berlatih bisa terjaga dengan baik. "Kalau drop satu sistem, sistem lainnya akan menutupi, sehingga komunikasi tetap lancar," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement