REPUBLIKA.CO.ID, Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat tanpa awak menjatuhkan tembakan di wilayah Waziristan Utara, tepatnya di sebuah desa yang terletak tiga kilometer dari kota Mir Ali, kota utama di area itu. Intelijen Amerika dan Barat menengarai desa tersebut berisi para anggota Taliban sekaligus merupakan kamp pelatihan bagi orang asing dengan berbagai kewarganegaraan.
Serangan pesawat itu pada Senin (4/9) diketahui menewaskan delapan warga Jerman yang belum dikonfirmasi apakah merupakan keturunan Arab ataupun Turki. Meski secara resmi tidak diakui oleh pemerintah AS, media-media di negara tersebut menyebut serangan pesawat tak berawak itu adalah operasi intelijen yang dilakukan Badan Intelijen AS (CIA).
Serangan ini sudah dilakukan sejak setahun belakangan namun dalam sebulan terakhir intensitasnya meningkat tajam. Jika biasanya hanya kurang dari 10 serangan per bulan, bulan lalu tercatat terjadi 26 serangan pesawat tak berawak.
Warganegara Inggris keturunan Pakistan ditengarai bergabung di wilayah itu sebagai rangkaian plot teror baru yang ditujukan di wilayah Eropa. Bulan lalu dua warga Inggris terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak di wilayah yang sama. Sementara pemerintah AS pun masih mempercayai bahwa Usamah bin Laden bersembunyi di wilayah itu. Pemerintah kota London, Paris dan Berlin mengaku meningkatkan keamanan usai peringatan intelijen mereka. Walau, peringatan semacam ini sudah acapkali dilontarkan dan tak terbukti.