REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peta potensi bencana yang ada saat ini memiliki skala 1:250.000. Skala tersebut dinilai masih terlalu umum.
''Skala peta yang ada saat ini memang masih umum,'' ujar Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Priyadi Kardono, saat dihubungi Republika, Kamis (7/10).
Priyadi mengakui ada permintaan dari Kementerian Dalam Negeri untuk membuat peta potensi bencana dengan skala lebih kecil. Yaitu peta potensi bencana dengan skala 1: 50.000. ''Sehingga agak detail menunjukkan lokasi-lokasi yang rawan bencana terutama dalam kondisi cuaca ekstrim saat ini,'' tutur dia.
Tapi untuk merealisasikan peta yang lebih detail, tambah Priyadi, memerlukan dana tambahan. Sedangkan untuk 2010 ini dana tersebut belum dialokasikan. Rencananya baru akan dimasukkan dalam dana alokasi khusus (DAK) pada 2011 mendatang. ''Dana itu akan dimasukkan ke dana alokasi khusus daerah. Sehingga penyusunan pemetaan secara detail nantinya dilakukan oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD),'' jelasnya.
Beberapa provinsi memang sudah memiliki peta dengan skala kecil. tapi itu pun, menurut Priyadi, hanya di beberapa provinsi dan juga provinsi yang memiliki universitas yang melakukan kajian pemetaan potensi bencana. Yang sudah memiliki peta bencana lebih detail di antaranya Padang dan Yogyakarta.
Sementara saat ini, kata Priyadi, sudah dilakukan bantuan kerjasama membuat peta rawan longsor dan banjir oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementrian Energi Sumber Daya Mineral. Dan juga peta potensi curah hujan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan geofisika.''Peta potensi curah hujan sudah bisa diakses melalui BMKG dalam prediksi 3 bulanan,'' tegasnya.