REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua panitia pertandingan timnas Indonesia melawan Uruguay, Joko Driyono mengatakan, pihaknya akan membahas masalah kompensasi setelah pertandingan. Ini jika bintang timnas Uruguay, Diego Forlan, benar-benar batal datang ke Indonesia.
"Nanti setelah pertandingan selesai baru saya akan berkomentar mengenai hal ini," ujar Joko, Kamis (7/10).
Joko mengakui sosok Forlan identik dengan ikon timnas Uruguay yang secara spesifik memiliki nilai jual. Tetapi batalnya pemain Atletico Madrid itu ke Jakarta diharapkan tidak mempengaruhi nilai dan kualitas pertandingan.
"Ini bukan merupakan pertandingan antara Bambang Pamungkas melawan Diego Forlan, tetapi merupakan pertandingan besar antara dua tim dari dua negara besar yakni Indonesia dan Uruguay," jelas Joko. "Kami tak merasa rugi dengan batalnya Forlan ke Indonesia," lanjut Joko Driyono seusai kedua tim melakukan pertemuan teknik di Hotel Four Seasson Jakarta.
Sebelumnya saat konferensi pers, Ketua Delegasi Asosiasi Sepakbola Uruguay (AUF), Anibal Eduardo De Olivera Silva mengatakan, belum datangnya Forlan ke Indonesia disebabkan pemain tersebut sedang menghadapi masalah pribadi.
Namun Anibal tidak memerinci lebih jauh apa yang dimaksud dengan 'masalah pribadi' tersebut. "Kedatangannya tertunda karena ada masalah pribadi dan kami masih terus menunggu. Tapi kami tetap datang dengan 16 pemain yang kemarin tampil di Piala Dunia di Afrika Selatan. Kami melihat Indonesia sangat serius menghadapi pertandingan ini," ujar Anibal De Olivera yang didampingi anggota delegasi AUF lainnya Lucas Norberto Blasina Viera.
Pihak ofisial Uruguay rencananya akan memberikan kepastian akhir mengenai Forlan di sisi lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno seusai menjajal lapangan pada Kamis malam yang diagendakan Panitia Penyelenggara (LoC).
Joko Driyono menambahkan, batalnya Forlan ke Indonesia disebabkan terlalu banyaknya pihak (agen) yang terlibat mengurusi pemain tersebut yang dikabarkan meminta fee khusus sebesar 20 ribu dolar AS. "Kami menyesal tidak berhubungan langsung dengan `head official-nya` Forlan. Terlalu banyak pihak yang mengurusi Forlan," tandasnya.