REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH--Dalam perbincangannya dengan Perdana Menteri Turki Tayyib Erdogan, Presiden Suriah Bashar Al-Assad Senin (11/10) kemarin mengungkapkan bahwa pembicaraan damai dengan Israel dan dunia internasional dalam perdamainnya dengan Palestina merupakan bagian pembicaraan yang penting.
"Inisiatif perdamaian yang dilakukan beberapa negara Barat, termasuk dengan Suriah, Palestina atau Lebanon yang mendorong agar proses perdamaian dapat tercipta, juga dibicarakan dengan PM Erdogan," ujarnya.
"Kita tidak dapat mengatakan dengan pasti, jika mereka (Palestina-Israel) dapat mendorong proses perdamaian atau tidak. Itulah mengapa, saya tidak dapat menambahkan terkait proses tersebut, meskipun atmosfirnya tidak positif," tambahnya lagi.
"Ada inisiatif dan itu merupakan hal yang baru, tetapi atmosfir, kondisi dan persyaratan dalam proses perdamaian sangat tergantung pada politik itu sendiri, baik dari Arab dan Israel. Setiap orang mengetahui bahwa dari kalangan Arab menginginkan perdamaian, tetapi dari sisi Israel melalukan tindakan yang berlawanan," tuturnya.
"Kami tidak mengingat pernyataan atau isu yang dilakukan Pemerintah Israel atau tokoh politik lainnya bahwa memiliki tugas di dalam Israel yang mencerminkan tidak seriusnya untuk mencapai perdamaian, Kami akan lebih prihatin dengan tindakan pemerintahan Israel, yang terus membunuh warga Palestina, terus mengepung Jalur Gaza, terus menerus membunuh di Tepi Barat, melanjutkan pemukiman Yahudi di Yerusalem," bebernya.
"Tindakan mereka tidaklah baru, tetapi dengan jelas keadannya terlihat bahwa dunia Internasional sepertinya bersiap-siap mendukung tindakan Israel tersebut," kata Assad.
Dia juga membanting undang-undang yang baru saja disahkan di Israel tentang sumpah Yahudi. "Sikap rasis telah diambil Israel, yang terakhir yang berhubungan dengan hukum untuk sumpah kesetiaan kepada negara non-Yahudi, Yahudi Israel atau negara Yahudi di Israel. Bagi kami, ini mengungkapkan fasisme Israel dan kematian yang terkandung dalam hukum-hukum. Semua titik-titik ini bukan bukti yang signifikan untuk perdamaian,'' tandas dia.