REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH--Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) sedang melakukan investigasi terhadap Spanyol, Portugal, dan Qatar atas dugaan kolusi dan tukar-menukar suara sebagai bagian dari usaha menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Spanyol dan Portugal mencalonkan diri sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2018. Mereka bersaing dengan Inggris, Rusia, dan Belanda-Belgia. Sementara Qatar mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan harus berkompetisi dengan Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Sebuah sumber mengungkapkan kepada Press Association Sport bahwa komite etika FIFA melakukan ivestigasi terhadap calon tuan rumah tersebut.
Investigasi ini disebut-sebut dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan dua anggota komite eksekutif FIFA, Amos Adamu (Nigeria) dan Reynald Temarii (Tahiti). Keduanya adalah bagian dari 24 anggota komite eksekutif FIFA yang memiliki hak suara dalam menentukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Dalam sebuah investigasi oleh Sunday Times, keduanya terindikasi meminta uang sebagai imbalan suara mereka. Meski membuat geger, Presiden FIFA Sepp Blatter menegaskan tidak akan menunda pemilihan sekaligus pengumuman tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 pada Desember mendatang.
Adamu dan Temarii dihukum larangan terlibat dalam kegiatan sepak bola hingga dengar pendapat akhir pekan depan. Empat ofisial FIFA lain: Slim Aloulou, Amadou Diakite, Ahongalu Fusimalohi, dan Ismael Bhamjee – juga telah dihukum tidak boleh terlibat dari kegiatan persepakbolaan untuk sementara waktu.
Terkait kejadian ini, Blatter menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidaklah korup. Ia justru menilai selama ini FIFA dikenal sebagai institusi yang menjunjung tinggi etika dan moral.
Namun Blatter tidak membantah bahwa banyak orang-orang jahat yang ada di sepak bola. Ia mengatakan bahwa tugas FIFA untuk menjunjung tinggi fair play, respek dan memerangi orang-orang bertingkah laku tidak patut tersebut.
Komite etik FIFA akan berkumpul kembali pada pertengahan November. Namun tidak jelas apakah Adamu dan Temarii akan digantikan sebagai anggota komite eksekutif FIFA sebelum pemilihan tuan rumah Desember mendatang, jika nanti terbukti bersalah dan kehilangan posisi mereka secara permanen.