REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Masyarakat di sekitar bahaya Merapi diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri setelah tersedia barak, MCK dapur umum. Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kesbanglinmas Provinsi DIY Rusdiyanto pada Republika, Senin (25/11) berkaitan dengan status awas Merapi yang dimulai sejak Senin (25/11) pukul 06:00.
Maksudnya evakuasi mandiri adalah masyarakat dengan kesadaran sendiri mengungsi ke barak-barak yang telah disediakan. ''Sekarang belum dilakukan paksaan untuk mengungsi, melainkan baru kesadaran masyarakat sendiri, karena belum terjadi erupsi. Kalau terjadi erupsi baru dilakukan evakuasi paksaan,''jelas dia.
Saat ini sedang dilakukan persiapan itu seperti penyediaan barak-barak, dapur umum, MCK serta tempat tidur. Masyarakat yang dihimbau untuk melakukan evakuasi Mandiri adalah yang tinggal dekat bahaya Merapi seperti wilayah Girikerto dan Purwobinangun. Jumlah berapa orang yang melakukan evakuasi mandiri baru bisa diketahui datanya nanti malam (red. Senin) pukul 19:00, jelas dia.
Sementara itu Pakar bencana UGM Dr. Sudibyakto, MS menegaskan perubahan status Merapi dari siaga menjadi awas, merupakan salah satu bentuk sistem peringatan dini yang dilakukan BPTTK dalam mengantisipasi jatuhya korban jiwa apabila suatu waktu Merapi mengalami erupsi. ''Sesuai dengan prosedur, status awas ini harus diikuti semua warga yang tinggal disekitar merapi untuk segera mengungsi,'' kata dia pada wartawan, Senin (25/10).
Dalam mengevakuasi masyarakat dari bencana merapi, kata dia, perlu adanya perbaikan dalam hal penanganan pengungsi agar bisa dilakukan lebih baik dibanding saat peristiwa erupsi merapi tahun 2006. Salah satu yang perlu dibenahi di antaranya distribusi bantuan logistik terutama kebutuhan masyrakat selama mereka berada dalam lokasi pengungsian. Di samping itu, penanganan trauma pada anak-anak selama proses evakuasi perlu dilakukan.
''Mental anak-anak perlu diperhatikan terutama menyakut kegiatan sekolah mereka jangan sampai berhenti tapi dapat berjalan seperti biasanya,''saran dia.Kemungkinan timbulnya awan panas dan debu letusan merapi yang bisa merugikan semua hasil pertanian dan ternak masyarakat maka diharapkan pemerintah dan lembaga masyarakat yang peduli bencana dapat memperhatikan kondisi tersebut.
Proses evakuasi masyarakat tidak hanya bertujuan menghindari adanya jatuhnya korban namun lebih menyadarkan masyarakat yang tinggal dan menetap di sekitar Merapi bahwa mereka memiliki risiko terkena dampak bencana yang sewaktu-waktu akan muncul. Koordinasi antar empat kabupaten seperti Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali perlu dilakukan secara terus menerus dalam hal proses evakuasi dan penanganan pengunssi.''Meski Magelang dan Boyolali tidak terkena awan panas, namun kerjasama anatar kabupaten sanagat penting dilakukan,''tegas dia.