REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Presiden Afganistan, Hamid Karzai, mengatakan, agar Amerika Serikat (AS) mengurangi intensitas operasi militernya, khususnya pada malam hari. Hal ini untuk mengurangi intensitas penyerangan kelompok anti-AS dan serangan pemberontakan Taliban.
Tentunya imbauan Presiden Afganistan tersebut berbanding terbalik dengan perkataannya kepada Washingtin Post yang mewawancarainya, Sabtu (13/11) lalu yang mengatakan, akan meningkatkan tekanan kepada kelompok pemberontak. Akan tetapi, pada saat bersamaan, ia menyiapkan sebuah lembaga perdamaian dengan pimpinan tertinggi Taliban.
“Sudah waktunya untuk mengurangi operasi militer serta mengurangi campur tangan asing dalam kehidupan Afganistan,” kata Karzai, Ahad (14/11).
Karzai juga mengaku telah bertemu dengan satu atau dua orang pemimpin tertinggi Taliban sekitar tiga bulan lalu, tetapi dengan proses perdamaian yang mereka inginkan. Ia mengatakan, percaya dengan pemimpin Taliban, Mullah Omar dalam diskusi tersebut.
''Mereka merasakan hal yang sama dengan kami. Banyak rakyat Afganistan yang menderita akibat perang yang tanpa alasan. Keluarga mereka pun menderita,” pungkasnya.
David Patraeus, komandan tentara AS dan NATO di Afghanistan, mengklaim sebanyak 30 ribu tentara AS dan ribuan tentara koalisi internasional yang dikirim pada tahun ini telah mengalami perkembangan yang substantif.
Patraeus mengatakan, tentaranya berhasil memukul mundur kelompok pemberontak, meski ia tidak menyatakan kemenangannya dalam peperangan melawan Taliban. “Pada tiga bulan terakhir, 300 pemberontak ditangkap dan tewas, lebih dari 850 militan tingkat menengah telah terbunuh dan 2.170 tentara bawahan telah ditangkap,” klaimnya.