Sabtu 20 Nov 2010 02:30 WIB

Partai Geert Wilders Dilanda Berbagai Skandal Seks

Rep: Al Jazeera/ Red: Budi Raharjo
Geert Wilders
Foto: AFP
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID,AMSTERDAM--Partai Kebebasan Belanda (PVV) yang dipimpin Geert Wilders sedang tersandung banyak masalah. Partai ultra kanan yang anti-Islam itu sedang menghadapi berbagai skandal seks yang menjerat anggotanya di parlemen.

Padahal pada pemilu Juni lalu, PVV bisa dibilang berhasil mendulang banyak suara berkat slogan-slogan kampanyenya yang anti-Islam. Partai ini mampu menaikkan perolehan kursinya di parlemen dari sembilan menjadi 24 kursi sehingga menjadi partai terbesar ketiga di Belanda saat ini.

Salah seorang anggota parlemen dari PVV, James Sharpe, mengundurkan diri Kamis (18/11) karena terjerat kasus kriminal. Dia menjadi anggota parlemen asal PVV yang ketujuh yang berada di bawah sorotan media massa Belanda.

Sharpe mengundurkan diri setelah media melaporkan perusahaan internet yang berada di Hungaria didenda karena menyampaikan informasi yang keliru. Perusahaan internet milik Sharpe itu khusus menyediakan data gadis atau model yang bisa diajak kencan.

Perusahaan itu didenda karena menyajikan gambar atau data model yang keliru. Perempuan yang tak mau diajak berkencan itu justru datanya dipampang di situs milik perusahaannya. Insiden ini merupakan yang terbaru dari berbagai skandal yang melibatkan politikus PVV.

Sebelumnya pekan lalu, anggota parlemen PVV yang lain, Eric Lucassen, telah dihukum karena skandal seks pula. Mantan instruktur tentara itu telah melakukan hubungan seks dengan tentara remaja atas perintahnya.

Lucassen menyembunyikan catatan kriminalnya itu selama menjadi kandidat anggota parlemen dalam pemilu lalu. Dia juga pernah didenda karena mengganggu tetangganya dengan buang air kecil alias mengencingi kotak surat milik tetangganya. Lucassen berbuat ulah seperti itu karena ingin balas dendam karena anjing milik tetangganya diduga buang air besar di depan pintu rumahnya. Ironisnya sebelum skandal itu mencuat, Lucassen merupakan juru bicara PVV untuk isu-isu lingkungan rumah tangga.

Wilders telah meminta maaf kepada pemilih partainya atas sederet masalah yang dibuat anak buahnya itu. Namun dia menolak mencopot Lucassen dari parlemen. ''Dia tak akan bicara lagi atas nama PVV untuk isu-isu kebijakan pertahanan dan lingkungan rumah tangga,'' kilah Wilders.

Lima anggota parlemen PVV lainnya juga sedang dalam sorotan media massa Belanda, karena perilakunya yang meragukan. Pada 2006, anggota parlemen PVV, Dion Graus, pernah dituntut ke pengadilan karena diduga telah menganiaya istrinya yang sedang hamil. Namun kasus itu dihentikan karena kurang bukti.

Kemudian, Hero Brinkman, salah seorang politikus PVV paling vokal, pernah menyerudukkan kepalanya kepada seorang pelayan dalam perkelahian di sebuah bar. Lantas Jhim van Bemmel pernah dituduh melakukan penipuan kebangkrutan.

Sementara Richard de Mos pernah berbohong ketika membuat riwayat hidupnya. Dia mengaku pernah menjadi kepala sekolah di sebuah lingkungan kumuh di Den Haag. Padahal dia hanya seorang guru di sebuah sekolah dasar. Dikonfirmasi mengenai kebohongan itu, De Mos berdalih telah mengikuti program pendidikan dua tahun untuk menjadi seorang direktur sekolah dan memiliki semua sertifikat yang disyaratkan untuk itu.

Wilder sendiri akan kembali di seret ke pengadilan pada awal tahun depan untuk menghadapi tuduhan telah memicu kebencian rasial. Dia beberapa kali melecehkan Islam, imigran Muslim, dan Alquran. Bahkan, dia menyamakan Alquran dengan buku 'Mein Kampf' karangan pimpinan Nazi, Adolf Hitler.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement