Selasa 23 Nov 2010 06:32 WIB

WHO: Satu Miliar Penduduk Dunia Tidak Dapat Akses Kesehatan

Red: Siwi Tri Puji B
Mengantre air bersih di Bangladesh
Foto: AP
Mengantre air bersih di Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Sekitar satu miliar orang tidak mendapat akses ke fasilitas kesehatan dan kewajiban membayar jaminan kesehatan mendorong sekitar 100 juta orang tiap tahun ke dalam kemiskinan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin. Dalam laporan global mengenai sistem keuangan kesehatan, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut mengatakan semua negara, kaya dan miskin, dapat melakukan lebih banyak demi akses kesehatan yang universal.

WHO juga mendesak mereka untuk berpikir mengenai cara untuk meningkatkan efisiensi dan menerapkan pajak baru dan inovasi pengumpulkan dana demi mendorong akses fasilitas kesehatan. "Bagi banyak orang, pelayanan kesehatan tidak ada sama sekali, bagi sebagian yang lain, hal tersebut tidak terjangkau. Saat fasilitas tersebut tidak terjangkau pilihannya adalah Anda memilih untuk tidak menggunakannya atau Anda terkena kesulitan keuangan," kata direktur WHO bidang Sistem Keuangan Kesehatan, David Evans, ketika menjelaskan penemuan dalam laporan tersebut.

Laporan Kesehatan Dunia 2010 memberikan langkah-langkah bagi negara untuk meningkatkan pendanaan dan mengurangi halangan finansial demi memperoleh fasilitas kesehatan dan menjadikan pelayanan kesehatan lebih efisien.

WHO menemukan bahwa untuk menghentikan pembayaran fasilitas kesehatan bagi warga miskin, pengeluaran tunai secara langsung harus dikurangi sebesar 15-20 persen dari belanja kesehatan suatu negara.

Sekarang di 33 negara berpendapatan rendah dan sedang, pembayaran langsung yang berasal dari penerimaan warga yang menikmati fasilitas kesehatan masih berjumlah 50 persen dari keseluruhan pengeluaran kesehatan.

WHO menyarankan pemerintah untuk melakukan diversifikasi sumber pendapatan dengan menerapkan pungutan seperti pajak dari produk "haram" seperti tembakau dan alkohol, pajak transaksi mata uang, dan pajak "solidaritas" nasional dari sektor tertentu.

Bila India menerapkan pajak sebesar 0,005 persen atas transaksi mata uang asing, India dapat meningkatkan 370 juta dolar AS tiap tahunnya, menurut laporan tersebut.  Gabon mendapat tambahan 30 juta dolar AS untuk sektor kesehatan pada 2009 dengan menerapkan pajak atas perusahaan yang menangani pengiriman uang sebesar 1,5 persen dan pajak 10 persen atas operator telepon selular.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement