REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Korea Utara mengancam akan melanjutkan serangan "tanpa ampun" kepada Korea Selatan pada Selasa setelah negara komunis itu melancarkan serangan artileri mematikan ke arah perbatasan laut barat mereka yang genting.
Dalam sebuah pernyataan di Kantor Pusat Berita Korea (KCNA), Panglima Tinggi Militer Korut menuduh militer Korsel memulai ketegangan dengan menembak ke arah sebelah Korut. "Pasukan revolusi kami akan melanjutkan serangan militer tanpa ampun dengan tidak ragu-ragu jika negara boneka itu (Korsel) masuk tanpa izin walau hanya berjarak 0,0001 milimeter ke dalam perairan kami," ujar pernyataan itu.
Pernyataan itu dibacakan pada televisi dan stasiun radio di Korut secara jelas. Sejumlah dua anggota marinir tewas dan puluhan bangunan terbakar setelah tembakan artileri Korut menimpa perbatasan Korsel di pulau Yeonpyeong di dekat perbatasan maritim antara kedua negara itu.
Korut tidak mengakui perbatasan tersebut, dengan merujuk pada kenyataan bahwa perbatasan itu diputuskan secara sepihak oleh Amerika Serikat setelah perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata.
Sebanyak tiga pertempuran kelautan terjadi di kawasan itu pada 1999, dan pemerintah Korsel menyalahkan Korut atas serangan yang menenggelamkan kapal perang di kawasan itu pada Maret.
"Hanya batasan kelautan militer yang telah kami buat yang berlaku di kawasan itu," ujar Korut dalam pernyataannya dengan menuduh Korsel telah menembakan puluhan serangan artileri ke arah mereka.
Panglima militer Korsel menyangkal bahwa mereka melakukan provokasi kepada Korut ataupun melakukan latihan Hoguk yang Korut anggap sebagai sebuah perintis invasi.