REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Korea Selatan Senin mulai menggelar latihan besar dengan menggunakan peluru tempur di tengah tingginya ketegangan setelah Korea Utara melakukan pemboman mematikan terhadap pulau perbatasan bulan lalu, kata para pejabat. Kepala Staf Gabungan (JCS) mengatakan, pelatihan penembakan oleh kapal perang atau kesatuan artileri telah dilakukan di 29 lokasi, termasuk salah satu dari lima pulau-pulau garis depan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan Korea Utara.
Korea Utara 23 November menewaskan dua warga sipil dan dua marinir dalam serangan artileri terhadap pulau Yeonpyeong, yang membuat ketegangan regional melonjak. Pelatihan mendatang itu dilakukan pada Ahad, dijadwalkan akan berlangsung di tiga pantai semenanjung dari Senin sampai Jumat, dianggap sebagai upaya untuk memicu perang.
Seorang juru bicara JCS, dia "bahkan tidak merasa perlu untuk berkomentar" pada pernyataan terbaru Utara. Dia mengutip pernyataan Menteri Pertahanan baru Korea Selatan Kim Kwan-Jin yang mengatakan: "latihan dilakukan di selatan Garis Batas Utara, di wilayah laut kita, dan jujur hanya latihan, dan kami akan melakukan latihan apa pun."
Pihak militer mengatakan latihan Senin itu sedang berlangsung di pulau Daecheong, 80 kilometer (50 mil) di barat Yeonpyeong, dan di 28 lokasi lain di seluruh negeri. Kim pekan lalu berikrar untuk membalas dengan serangan udara jika Korea Utara melakukan serangan baru.
Utara menolak untuk menerima Garis Batas Utara perbatasan laut yang ditarik oleh Pasukan PBB setelah perang 1950-1953, dan menuntut garis batas itu ditarik kembali lebih lanjut ke selatan.