REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat ekonomi UI, Faisal Basri, mengkritik rencana pemerintah membatasi BBM bersubsidi. Menurut dia, penerapan pembatasan BBM bersubsidi akan memicu penjualan BBM bersubsidi di pasar gelap.
"Pembatasan BBM itu cara pemerintah mencipatakan lapangan pekerjaaan baru. Kacau ya," kata Faisa, dengan nada menyindir, Kamis (16/12).
Apa alasannya? Ia jelaskan, pemerintah akan membatasi penjualan BBM bersubsidi berdasarkan jenis pelat nomor kendaraan. Sejauh yang direncanakan pemerintah, pembatasan hanya berlaku bagi mobil pribadi pelat hitam.
Sementara mobil niaga pelat kuning, diperkirakan tetap bisa menikmati BBM bersubsidi. Di sinilah peluang kebocoran BBM bersubsidi bisa tetap terjadi. Sebab, kata Faisal, tidak ada larangan bagi kendaraan pelat kuning untuk terus mengisi BBM bersubsidi.
"Bila mobil pelat kuning itu 10 kali setiap hari ke pom bensin .Terus dijual dipinggir jalan. Jadi nanti makin banyak penjual bensin eceran di pinggir jalan," katanya. "Ini kebijakan norak," katanya lagi.
Pemerintah berencana menerapkan kebijakan penghematan konsumsi BBM bersubsidi mulai akhir kuartal pertama 2011. Awalnya, kebijakan tersebut direncakan mulai 1 Januari 2011 tetapi tidak disepakati oleh parlemen. Dari program tersebut, pemerintah berharap akan mendapatkan dana hasil penghematan sebesar 3,8 triliun rupiah.