Rabu 05 Jan 2011 20:49 WIB
ISL vs LPI

Persema: Di Bawah PSSI, Kami Sering Diteror

Pemain Persema berlatih
Foto: Antara
Pemain Persema berlatih

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Ajang Liga Primer Indonesia (LPI) dianggap oleh Persema wadah yang jauh memerdekakan klub. Ketua Umum Persema, Peni Suparto, Rabu (5/1), mengakui, selama berkompetisi di bawah naungan PSSI, Persema sering mendapatkan teror melalui pesan pendek (SMS), baik kepada pemain maupun pelatih, dari pihak tertentu agar tidak bermain maksimal. Bahkan, dalam setiap pertandingan selalu "dikerjain" oleh wasit.

Ia secara tegas menyatakan bahwa bergabungnya Persema dengan LPI menghadirkan kebebasan yang seluas-luasnya bagi tim berjuluk "Laskar Ken Arok" tersebut. "Kami sekarang benar-benar tidak akan mendapatkan gangguan apapun, baik teknis maupun nonteknis dalam menjalani kompetisi yang bakal digelar mulai 8 Januari mendatang," ucap Wali Kota Malang tersebut, menegaskan.

Oleh karena itu, tegasnya, ketika ada kesempatan dan ada kompetisi yang lebih baik dan "fair play", pihaknya langsung keluar dari Liga Super Indonesia (LSI) yang dinaungi PSSI dan bergabung dengan kompetisi yang baru.

Dengan keluarnya Persema dari LSI, tegas Peni, diharapkan akan ada revolusi dalam persepakbolaan di Indonesia. Dan, revolusi itu, tegasnya, lahir dari Malang.

Peni juga berulang kali menyatakan ketidaktakutannya dengan sanksi yang akan dijatuhkan oleh PSSI, karena semua itu dilakukan demi perbaikan kualitas persepakbolaan di Tanah Air.

"Saya yakin, PSSI menggelar kompetisi juga demi perbaikan kualitas persepakbolaan di Indonesia. Demikian juga dengan LPI memiliki tujuan yang sama, namun kami memilih memperbaiki kualitas itu lewat jalur LPI," ujar mantan anggota Komisi VII DPR RI itu.

Pada akhir tahun 2010, Persema secara resmi menyatakan mundur dari LSI dan mengirimkan surat pengunduran ke PSSI pada tanggal 29 Desember 2010. Setelah resmi mengundurkan diri dari LSI, Persema juga memburu Irfan Bachdim dan Kim Jeffry Kurniawan agar tetap loyal bergabung dengan Persema yang berlaga di LPI.

Perburuan dua pemain blasteran Belanda (Irfan Bachdim) dan Jerman (Kim Jeffry) itu, membuahkan hasil karena keduanya secara resmi juga telah menandatangani kontrak dengan Persema dalam durasi tiga tahun (tiga musim).

Nilai kontrak keduanya selama tiga musim itu sekitar Rp6 miliar."Yang pasti, nilainya lebih tinggi ketimbang kontrak sebelumnya ketika Persema mengawali kompetisi di ajang LSI dulu, tapi secara pasti nilai kontraknya saya tidak tahu karena ditangani langsung oleh LPI," ucap Peni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement