REPUBLIKA.CO.ID, Masih ingatkah dengan sosok Ilmuwan nuklir Iran, Shahram Amiri yang mengklaim diculik CIA dan telah kembali pulang dengan sambutan bagai pahlawan di Teheran, Juli 2010? Kini ia dikabarkan dipenjara dan mengalami siksaan pula atas tudingan membocorkan rahasia negara, demikian menurut situs online pihak oposisi.
Iranbriefing.net--grup berbasis di AS yang biasanya melaporkan berita seputar tahanan politik dan aktivitas garda revolusioner Iran--mengatakan sang ilmuwan, Shahram Amiri, telah diinterogasi secara intensif selama tiga bulan di Teheran sebelum menghabiskan dua bulan dalam kamar isolasi, di mana perlakuan itu membuat ia dirawat di rumah sakit hingga sepekan.
Namun sejauh ini otoritas di Teheran tidak mengonfirmasi atau menyangkal informasi tersebut. Saat diminta keterangan, jurubicara dari lembaga kehakiman dan pengadilan Iran berkata,"Saya tidak pernah mendengar apa pun tentang itu (penahanan Amiri) dan saya tak memiliki informasi apa pun terkait itu."
Amiri tidak terlihat lagi di depan publik dalam enam bulan usia kepulangannya yang disambut meriah dari Amerika, di mana ia mengklaim ditangkap diluar kehendaknya. Media negara menggambarkan ia sebagi patriot gagah berani yang berhasil lari dari penculik CIA dengan informasi serius bahwa AS memiliki operasi rahasia terhadap Iran.
Pejabat AS sempat terkejut dengan keinginan Amiri kembali ke Iran yang dianggap diluar dugaan. AS bersikeras bahwa ia telah terbang ke negara itu dengan sukarela. Namun, muncul pula keprihatinan di intelijen AS bahwa niat dibalik pembelotan yang dilakukan di Arab Saudi pada 2009, hanyalah jebakan untuk mempermalukan CIA dan trik Iran untuk mengetahui sejauh mana AS paham terhadap program nuklir Iran.
Bukti memang cukup bertentangan. Selama tinggal di AS, Amiri terlihat membuat tiga rekaman video, salah satu berisi pernyataan bahwa ia memutuskan melanjutkan studi di AS, sementara satu berkata ia ditahan. Lalu dalam video ketiga, si ilmuwan mengklaim dalam pelarian dari CIA. Ia lalu membawakan diri di bagian Iran dalam Kedutaan Besar Pakistan di Washington dan meminta untuk dipulangkan.