REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Pemerintah Mesir dilaporkan telah membebaskan 34 tahanan politik. Langkah ini merupakan bagian dari reformasi yang dijanjikan yang bertujuan mengakhiri protes anti-pemerintah.
"Menteri Dalam Negeri Mahmoud Wagdy mengeluarkan perintah hari ini melepaskan 34 tahanan politik termasuk yang terkait unsur-unsur ekstremis, setelah mengevaluasi posisi mereka," katanya pada kantor berita Middle East News Agency (MENA) pada hari Selasa.
"Mereka menunjukkan niat baik dan menyatakan keinginan mereka untuk hidup damai dengan masyarakat."
Laporan ini menambahkan mereka telah menyerahkan diri mereka ke pihak berwenang setelah melarikan diri dari penjara selama beberapa hari aksi demonstrasi.
Selama tahun 1990-an, Mesir banyak menangkapi dan menahan aktivis yang ingin mengganti pemerintah Hosni Mubarak. Banyak pejuang tetap berada di penjara sejak pemerintahan Anwar Sadat, yang dibunuh pada tahun 1981.
Menurut kelompok hak asasi manusia, tidak jelas berapa banyak orang yang ditahan di Mesir sebagai tahanan politik.