REPUBLIKA.CO.ID,Lebih dari 300 ribu veteran AS yang kembali dari Irak dan Afghanistan telah melaporkan terjadinya gangguan stress pasca-trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD), cedera otak traumatis dan depresi.
Untuk mengobati pasien, dokter militer sekarang lebih banyak menggunakan obat psikiatrik dibandingkan dengan perang-perang sebelumnya, koresponden Press TV Rhonda Pence melaporkan dari Washington, Selasa 15 Februari.
Besarnya ketergantungan pada obat dikaitkan dengan masalah seperti ketergantungan narkoba, kecelakaan fatal dan bunuh diri di antara individu-individu.
Ketersediaan obat juga menjadi faktor atas laju pertumbuhan penyalahgunaan zat, terutama opiat, di antara para pejabat militer. Penimbunan obat juga merupakan sumber umum overdosis di kalangan tentara Amerika.
Penggunaan obat rekreasional/penenang dalam militer juga bisa berakibat sangat fatal. Tahun lalu, lima tentara AS, yang telah menggunakan Hashish, mengaku pembunuhan dengan kejam tiga warga sipil tak berdosa di Afghanistan.
Angka terbaru mengungkapkan bahwa pengeluaran militer pada obat-obatan psikiatri tercatat sebesar USD 280 juta pada tahun 2010 - dua kali lebih besar pada tahun 2001, saat dimulainya perang di Afghanistan.