Kamis 17 Feb 2011 19:14 WIB

Petani Temanggung Minta RPP Tembakau Dibatalkan

Rep: M As’adi/ Red: Djibril Muhammad
Petani menjemur tembakau
Foto: Narendra Wisnu Karisma/Antara
Petani menjemur tembakau

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Petani dan Pemkab Temanggung meminta pemerintah pusat untuk membatalkan atau merevisi draft Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif Bagi Kesehatan. Pasalnya dalam konten draft perundangan tersebut banyak isi yang dianggap akan mematikan potensi Temanggung sebagai daerah sentra tembakau.

"Draf yang termuat dalam RUU Pengendalian Dampak Produk Tembakau itu berpotensi mematikan petani tembakau." Kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Jawa Tengah, Nurtianto Wisnu Brata saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Legeslasi Nasional (Balegnas) DPR RI di Pendopo Jenar, Setda Temanggung Kamis (17/2) terkait Rancangan Undang-Undang  (RUU) Pengendalian Dampak Produk Tembakau.

Menurut Wisnu, sebelum disahkan, masih banyak yang harus dibenahi, termasuk diantaranya melindungi aset daerah penghasil tembakau. "Petani menolak RUU tersebut, bukan berarti petani anti dengan perundangan, penolakan ini bagian dari aspirasi yang harus ditampung. Termasuk isi dari pasal-pasal yang mengatakan tentang dampak produk tembakau. Ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup masyarakat Temanggung, hususnya para petani tembakau," lanjutnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Tim Legislasi  DPR RI yang juga Ketua Tim RPP pertembakauan Ahmad Dimyati Natakusuma mengatakan pihaknya akan mengawal aspirasi masyarakat Temanggung. "Karena kedatangan kami juga dalam rangka mendengar aspirasi masyarakat untuk kami bawa ke Balegnas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement