REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Dua orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di Libya timur. Akibat peristiwa itu, seorang pejabat keamanan dipecat terkait dengan kematian mereka, demikian dilaporkan surat kabar Libya Quryna di situs beritanya, Kamis (17/2).
Quryna mengutip sumber-sumber keamanan yang mengatakan, kementerian dalam negeri memecat Kolonel Hassan Kardhaoui, kepala keamanan di provinsi Al-Jabal Al-Akhdar, setelah kematian dua warga, Khaled Khanfer dan Saad al-Yamani pada Rabu.
Pengunjuk rasa membakar "sejumlah mobil polisi dan warga", kata Quryna.
Menurut Quryna, polisi menutup toko-toko di kota wilayah timur, Al-Baida, yang menyulut bentrokan antara pegawai toko dan polisi sebelum situasi memburuk.
Laporan sejumlah LSM dan situs berita oposisi mengatakan, antara empat dan 13 orang tewas di Al-Baida dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran yang menentang rejim Moamer Kadhafi. Bentrok terjadi menjelang "Hari Amarah" yang diserukan para aktivis di Internet untuk Kamis.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya, tampaknya terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun.
Demonstrasi mematikan selama lebih dari dua pekan di Mesir, berhasil memaksa Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri Jumat (11/2) setelah berkuasa 30 tahun.