REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Sanksi yang diberikan Dewan Keamanan PBB berupa embargo senjata kepada Libya, ditengarai tidak hanya merugikan negara di Afrika utara itu. Melainkan, beberapa negara lainnya yang selama ini telah menjalin bisnis. Salah satunya adalah Rusia.
Dikabarkan, Rusia bakal kehilangan pesanan senjata senilai empat milyar dolar. Belum lama ini, Libia menanda-tangani pembelian senjata bernilai dua milyar dolar.
Selanjutnya, masih ada pembicaraan mengenai kemungkinan kontrak pembelian senjata, dengan nilai sekitar 1,8 milyar dolar. Sejauh ini Libia merupakan salah satu pembeli senjata produksi Rusia paling utama.
Senjata yang mereka pesan, terutama senapan, kendaraan lapis baja, pesawat tempur, artileri penangkal serangan udara dan berbagai suku cadang lainnya. Akhir pekan ini, Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi impor senjata ke Libia.
Pada saat kunjungan Menteri Pertahanan Libia ke Moskow, Januari 2010, telah ditanda-tangani kontrak pembelian berbagai perlengkapan militer.