Sabtu 20 Nov 2010 23:43 WIB

Kebutuhan Obat Pengungsi Merapi Mencukupi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kebutuhan obat-obatan dan peralatan kesehatan di tempat pengungsian korban letusan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mencukupi. "Stok obat-obatan dan peralatan kesehatan cukup baik karena ada bantuan dari swasta dan masyarakat," kata Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi Kementerian Kesehatan, Krishnajaya, di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut Krishnajaya, penyakit yang mendominasi menyerang kalangan pengungsi korban letusan gunung teraktif di Indonesia di berbagai tempat pengungsian di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). "Hal yang wajar jika pengungsi terkena penyakit ISPA karena terkait dengan kondisi udara yang banyak diselimuti abu vulkanik letusan Gunung Merapi. Penyakit ini tergolong ringan," katanya di Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Yogyakarta.

Ia menilai penanganan kesehatan kalangan pengungsi korban letusan Gunung Merapi di berbagai tempat pengungsian di Jawa Tengah dan DIY sudah cukup baik. "Saya melihat penanganan ksehatan korban Gunung Merapi di berbagai tempat pengungsian sudah baik," katanya.

Jika ada korban bencana letusan Gunung Merapi yang dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut, kata dia, maka pasien tersebut tidak akan dikenai biaya pengobatan apa pun.

Krishnajaya mengatakan hingga 15 November 2010 sudah ada delapan klaim biaya kesehatan korban letusan Gunung Merapi dari sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah dan DIY dengan total nilai sebesar Rp600 juta.

"Kami tidak membatasi rumah sakit untuk melakukan klaim. Biasanya rumah sakit akan menentukan apakah pelayanan kesehatan ini layak diklaim atau tidak. Mereka sudah tahu mengtenai hal itu," katanya.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement