Jumat 14 Jan 2011 22:21 WIB

Di Malang, Jumlah Penderita DBD Capai 1000 orang

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama kurun waktu tiga tahun terakhir (2008-2010) ini terus meningkat signifikan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Muhammad Fauzi, Jumat (14/1), mengakui, dari tahun ke tahun jumlah penderita DBD di daerah itu cenderung meningkat, sehingga pihaknya bersama masyarakat setempat harus ekstra waspada dan melakukan antisipasi secara maksimal.

"Jumlah penderita DBD pada tahun 2008 hanya 333 orang dan 11 di antaranya meninggal, tahun 2009 meningkat cukup tajam hingga 1.224 jiwa dan 17 orang meninggal. Sementara, tahun 2010 mencapai 1.394 orang dan 12 orang meninggal," katanya.

Sebagai antisipasi agar tidak sampai terjadi kejadian luar biasa (KLB), katanya, pihaknya sudah melakukan pengasapan (fogging) di beberapa titik termasuk di kawasan endemik dan rawan DBD, yakni Kecamatan Turen, Pakis, Kepanjen, dan Dau. Selain itu, kata Fauzi, pihaknya juga telah mengimbau seluruh puskesmas dan masyarakat Kabupaten Malang meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terutama puskesmas. Sedangkan masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk secara berkelanjutan agar tidak sampai berkembang biak.

Menurut dia, imbauan agar masyarakat tetap menjaga kewaspadaan saja tidak cukup, sehingga pihaknya juga melakukan penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. Sebab, perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes Aigepty itu berawal dari lingkungan yang kurang bersih terutama genangan air.

Jumlah penderita DBD tahun 2010 memang meningkat karena kondisi cuaca yang tidak stabil. Namun, penderita DBD di Kabupaten Malang lebih banyak terjadi di kawasan yang berbatasan (perdekatan) dengan wilayah perkotaan. Berbeda dengan chikungunya yang lebih banyak dirasakan oleh warga yang berada di wilayah pinggiran.

"Peningkatan jumlah penderita ini tidak hanya terjadi pada DBD, tetapi juga chikungunya," ujar Fauzi.

Pada tahun 2008, jumlah penderita chikungunya di daerah itu mencapai 243 jiwa, tahun 2009 meningkat menjadi 860 jiwa dan tahun 2010 menurun menjadi 370 jiwa.

Untuk penanganan DBD dan chikungunya tersebut Pemkab Malang menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011 sebesar Rp 201 juta. Anggaran tersebut, selain untuk tindakan pengasapan, juga untuk pemeliharaan peralatan pemberantasan sarang nyamuk.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement