Kamis 24 Feb 2011 16:42 WIB

Kemendiknas Instruksikan IPB Lakukan Penelitian Ulang dan Umumkan Segera Hasilnya

Rep: Ichsan Emrald/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Kementerian Pendidikan menginstruksikan kepada Institut Pertanian Bogor untuk mengkaji ulang dan melakukan penelitian ulang kepada seluruh susu yang beredar di masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meredam keresahan masyarakat yang bermuara pada ditemukannya Enterobacter Sakazakii di beberapa produk susu formula.

‘’Tolong IPB siapkan design riset surveillance,’’ ungkap Mohammad Nuh kepada wartawan. Sebagai informasi, penelitian sureveillance dilakukan oleh lembaga yang berwenang terhadap seluruh produk susu formula yang beredar, kemudian hasilnya harus diumumkan kepada masyarakat. Penelitian ini juga bertujuan untuk melindungi masyarakat.

Menurut mantan rektor Institut Teknologi 10 November Surabaya ini, seperti halnya penelitian  surveillance pada umumnya, IPB harus menyiapkan proposal yang tujuan utamanya untuk mengetahui dan memastikan apakah seluruh susu formula yang beredar di Indonesia itu komposisinya aman atau tidak untuk dikonsumsi para bayi.

Hal ini karena setiap penyusunan proposal penelitian sudah ada ketentuan mengenai tujuan penelitian itu. Melalui proposal ini akan diketahui apakah penelitian itu milik public atau tidak. ‘’Ketentuan ini sudah mengikuti intellectual property right (IPR) yang sudah ditentukan oleh dunia, misal kalau soal inovasi, ya tentu tak bisa dipublikasikan,’’ paparnya.

Ia menyatakan bahwa Kemendiknas menargetkan proses penelitian dilakukan maksimal selama enam bulan. ‘’Soal dana akan disiapkan oleh Kemendiknas,’’ paparnya.

Ia juga menegaskan bahwa apapun hasil penelitiannya akan dipublikasikan secara transparan. Selain itu Kementerian Pendidikan juga tidak akan mengintervensi proses penelitian, ‘’Ini agar tak terkesan dibiayai,’’ ungkapnya.

Akan tetapi proses publikasi sendiri akan dilakukan badan yang berwenang yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. ‘’Kita akan kerjasama dengan BPOM,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement