REPUBLIKA.CO.ID,MISSISSIPPI - Banyak bayi lumba-lumba yang mati akibat air di pantai teluk Amerika Serikat yang tercemar minyak lebih dari sepuluh kali tingkatan normal pada musim lahir pertama sejak bencana BP. Demikian kata para peneliti.
''Tujuh belas mayat bayi lumba-lumba ditemukan di sepanjang pesisir Alabama dan Mississipi dalam dua pekan terakhir,'' kata Institut Penelitian Mamalia Air.
Direktur lembaga Gulfport yang berbasis di Mississippi, Moby Solangi, mengatakan biasanya rata-rata menemukan satu atau dua bayi lumba-lumba yang mati dalam satu bulan. Namun, tahun ini mereka mendapat 17 bayi lumba-lumba selama Februari ini. ''Dan bulan Februari belumlah berakhir," kata Solangi. ''Sebagian bayi-bayi itu gugur atau mati sebelum mereka lahir."
Solangi sedang menunggu hasil pembedahan mayat dua lumba-lumba untuk menentukan penyebab kematian mereka. Namun, ia menyebut tingginya angka kematian adalah suatu anomali. Solangi mengatakan bahwa bencana Deepwater Horizon yang menumpahkan jutaan barel minyak ke Teluk Meksiko selama lebih dari tiga bulan sebagai penyebab.
Kematian lumba-lumba dewasa meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Angkanya menjadi 89 kasus dari angka normal sebesar 30. "Kami tidak boleh langsung mengambil kesimpulan hingga kami mendapatkan hasil," kata Solangi. "Namun, hal ini bukan kebetulan semata."
Lumba-lumba berkembang biak pada musim semi yang berdekatan dengan waktu ledakan 20 April yang menghancurkan pengeboran minyak milih British Petroleum (BP). Lumba-lumba membawa anak mereka selama 11-12 bulan. Musim lahir terjadi selama Maret hingga April.
Tumpaham minyak menyebar cepat hingga ke teluk dan menutupi perairan tempat lumba-lumba berkembang biak dan melahirkan.