JAKARTA--Jenis meteor yang jatuh menghantam tiga rumah di Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (29/4), tidak diketahui. Pasalnya, meteor sudah menjadi pasir, tidak lagi berbentuk batu.
Peneliti Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, menerangkan pihaknya dan Tim Labfor Polri sudah mencari batu meteorit, tetapi tidak ditemukan. Dia memperkirakan, meteor itu berukuran kecil, seperti kelapa
Thomas menuturkan, ada beberapa jenis meteor. Salah satunya Eta Aquarids, yaitu meteor berkecepatan 67 kilometer perdetik. Asalnya dari rasi Aquarius. Contoh lainnya, adalah Meteor Lyrids, yaitu meteor berkecepatan 48 kilometer perdetik. Asalnya dari arah rasi Lyra. Untuk meteor jenis terakhir ini banyak terlihat di belahan bumi utara.
Adapun meteor yang jatuh di Duren Sawit kamis lalu sudah menjadi pasir. Pasir pecahan meteorit dengan pasir bumi tidak berbeda. Saat ini, pasir tersebut bercampur dengan debu dan pasir bekas reruntuhan di tiga rumah milik Kusnadi, Sudarmojo, dan Subari Marzuki.
“Pasir tersebut tidak berharga,” imbuhnya, di dekat rumah korban rumah yang tertimpa meteor, Sudarmojo di Malakasari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (3/5). Nantinya, pasir itu akan menjadi bahan penelitian. Dia mengatakan pasir-pasir tersebut akan ditemukan warga ketika membersihkan rumah.
Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), meteor itu datang dari arah barat daya. Sisi barat rumah Sudarmojo di lantai dua hancur.”Benturan tersebut menghancurkan batu meteor,” terang Thomas. Efek panas dari meteorit itu membakar barang-barang di dalam rumah. Efek tekanan memecahkan kaca. Dia juga menegaskan hanya satu meteor yang menghancurkan ketiga rumah itu.
Thomas mengatakan meteor tersebut adalah sporadik. Asalnya dari luar angkasa. Bebatuan di luar angkasa memasuki orbit bumi. Gesekan dengan atmosfir tidak dapat dihindari sehingga membakar batu. Dia juga mengatakan, jika meteor berukuran kecil pasti sudah hancur ketika bergesekan dengan atmosfir bumi.
Meteor yang jatuh di Duren Sawit tidak diketahui. “Bukan hanya oleh kita, tetapi oleh seluruh lembaga pengamat meteor seluruh dunia. Sebabnya, bentuk meteor kecil,” ungkap Thomas. Namun demikian, dia menjelaskan, jika ingin memantau aktifitas bebatuan di luar angkasa maka seseorang harus melakukannya di sebelar utara bumi.
Meteror dipastikan sebagai penyebab kerusakan tiga rumah di Duren Sawit itu juga diungkapkan Kepala Departemen Balistik dan Metalorgi Polri, Komisaris Besar Amri Kamil. Dari kesimpulan itu pihaknya segera berkoordinasi dengan Lapan. Lembaga itu kemudian menerangkan penyebabnya adalah meteor.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Korban yang kehilangan rumah tinggalnya, Kusnadi, Marzuki, dan Sudarmojo, saat ini tinggal di rumah anak-anaknya.