JAKARTA--Warga Jakarta Timur diminta meluangkan waktunya untuk menerima kedatangan petugas Sensus Penduduk (SP) 2010 di rumah masing-masing. Pasalnya, hasil SP 2010 yang digelar dari 1 – 31 Mei 2010 tersebut akan menjadi bahan acuan bagi kebijakan pembangunan untuk 10 tahun ke depan.
“Warga Jakarta timur harus meluangkan waktu menerima petugas sensus,” terang Walikota Jakarta Timur, Murdhani, Senin (3/5). Petugas sensus diharapkan bersabar melayani warga. “Jangan sampai ada rumah yang terlewatkan, karena alasan susah ditemui,” pesan Walikota.
Menurut Walikota, hasil sensus akan menjadi bahan perencanaan dan arah kebijakan pembangunan di tingkat pusat dan daerah. Dirinya mengharapkan, warga yang ada di Jakarta Timur dapat memberikan data atau keterangan yang lengkap, obyektif dan akurat.
“Data itu akan menjadi gambaran nyata kondisi penduduk yang ada, sehingga perencanaan pembangunan kedepan dapat dibuat,” ujar Walikota yang didampingi Asisten pemerintahan Jakarta Timur Husein Murad, Camat Jatinegara Andriansyah dan Lurah Cipinang Cempedak, Ali Mansyur Siregar.
Terkait dengan sulitnya petugas sensus mendata penduduk perumahan, wali kota meminta petugas sensus untuk berkoordinasi dengan petugas RT dan RW setempat. Kalau mungkin siang hari tidak bisa ditemui, sensus bisa dilakukan pada malam hari.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Timur Edison Ritonga, mengungkapkan pihaknya sudah menyosialisasi pelaksanaan sensus penduduk 2010. Selain melalui media massa, sosialisasi juga dilakukan melalui para ketua RT dan RW di Jakarta Timur.
Edison mengatakan, petugas harus sabar dalam berugas. Terkadang, terangnya, mereka harus berkali-kali mendatangi warga. Pasalnya, warga sulit ditemui karena sibuk bekerja.
Salah seorang petugas sensus, Eva Faradiba (21 tahun), bertugas untuk melakukan sensus penduduk di Blok 13 Kelurahan Cipinang Cempedak. Dia mengatakan, dirinya menyampaikan 40 pertanyaan kepada setiap penduduk yang ditemuinya.
Tugas Eva terhambat jika tidak berhasil menemui warga. "Biasanya rumah-rumah elit. Penghuninya sibuk bekerja," tuturnya. Jika demikian maka dia akan mengunjungi rumah tersebut di malam hari. Caranya, jelas Eva, dengan membuat janji untuk ketemu.
Eva adalah salah satu dari 5.418 petugas sensus di Jakarta Timur. Jumlah itu disebar di sepuluh kecamatan dan 65 kelurahan. Masing-masing kelurahan dimasuki 84 petugas. Dari jumlah itu, koordinator sensus kecamatan sebanyak 10 orang, koordinator lapangan 133 orang, koordinator tim 1.317 orang, petugas pencacah lapangan 3.951 orang, dan petugas task force (TF) sebanyak 7 orang.