REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Sekitar 90 balita di kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengalami masalah gizi.
''Data balita yang mengalami masalah gizi akan terus kami update setiap hari" kata Kepala Bagian Sosial Penanganan Bencana Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation Rini Maryani di kelurahan Jatimulya, Kamis (24/6).
Rini mengatakan balita yang mengalami masalah gizi meliputi gizi buruk, gizi kurang dan sakit. Data tersebut didapat dari Puskesmas Jatimulya dan posyandu yang berada diwilayah tersebut. Balita yang mengalami masalah gizi akan mendapatkan layanan program Bengkel Gizi Terpadu (BEGITU) yang diselenggarakan ACT selama tiga bulan.
"Menurut data dari kelurahan Jatimulya jumlah balita yang ada diwilayah ini sekitar 6 ribu balita" kata dia. Program BEGITU meliputi pendataan jumlah balita kurang gizi, pembagian asupan gizi gratis, dan pengobatan gratis.
Sementara itu, Wakil President ACT, N Imam Akbari, mengatakan program tersebut dilatarbelakangi oleh data yang dikeluarkan oleh World Food Programme (WFP) 2008 bahwa jumlah balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia mencapai 13 juta balita.
"Kami khawatir dengan masalah gizi buruk balita, maka kami menyelenggarakan program BEGITU" kata dia kepada wartawan. Menurutnya program BEGITU telah dilakukan di sekitar 60 kelurahan di provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. 85 persen dari pasien gizi buruk di 60 kelurahan tersebut berhasil sembuh.
Lurah Jatimulya Rofi Mulyana mengatakan penyebab masalah gizi diwilayahnya dilatarbelakangi oleh lingkungan, pola asuh orangtua, dan faktor ekonomi. "Balita yang mengalami masalah gizi di wilayah ini relatif banyak tapi saya belum punya data pasti" kata dia kepada wartawan.
Salah satu warga yang mengikuti program tersebut, Sulastri (35) mengaku senang dengan program itu. Sebab anaknya, Riska (2) mengalami masalah kurang berat badan.