REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gejolak kenaikan harga kebutuhan pokok mengundang perhatian Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Gubernur akan melakukan upaya agar harga bahan pokok bisa terkendali.
Fauzi Bowo juga berjanji akan menjaga stabilitas harga dengan menggelar operasi pasar agar harga bahan pokok tidak terus naik. Operasi pasar akan dilakukan menjelang bulan puasa dan bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog).
Operasi pasar akan difokuskan pada komoditi beras sehingga diharapkan harga beras standar terkendali dan tidak melebihi harga beras kualitas premium. “Misalnya, beras jenis IR64 kualitas 3, harganya terus kita upayakan tetap stabil. Ini salah satu langkah nyata yang akan kami lakukan untuk mengendalikan kenaikan harga sembako yang cukup tinggi saat ini,” ujar Fauzi Bowo, Kamis (15/7) di Jakarta.
Selain operasi pasar, Pemprov DKI juga segera menggelar program pasar murah di lima wilayah DKI dan juga Kepulauan Seribu. Pasar murah akan melibatkan supplier, dan asosiasi terkait yang akan dilakukan sepekan sebelum bulan Ramadhan dan sepekan sebelum lebaran 2010.
Fauzi menegaskan, saat ini pasokan bahan pokok di DKI sangat aman. Misalnya, untuk gula pasir, stoknya sebesar 98.000 ton atau cukup untuk 218 hari, daging sapi stoknya mencapai 4.000 ton atau cukup untuk kebutuhan selama 30 hari. Stok telur ayam mencapai 6300 ton atau cukup untuk kebutuhan selama 13 hari, minyak goring stoknya mencapai 8.400 ton untuk kebutuhan 22 hari, terigu 75.000 ton untuk 90 hari, ayam 600.000 ekor atau 1800 ton untuk kebutuhan 3 hari.
Dengan stok yang aman ini, dia yakin dapat mengendalikan kenaikan harga yang melambung tinggi.
Foke, panggilan Fauzi Bowo, minta masyarakat tidak khawatir dengan ketersediaan sembako dan tidak melakukan penimbunan yang bisa menyebabkan kenaikan harga.
Terkait kenaikan harga bahan makanan di pasaran, dia mengakui kenaikan bukan hanya terjadi pada bahan bumbu-bumbu, seperti cabai merah saja, namun juga hampir pada keseluruhan bahan makanan. Hal tersebut, katanya, tergambarkan dari kenaikan inflasi di Jakarta yang pada Mei 2010 baru mencapai 0,25 persen, namun Juni terjadi kenaikan menjadi 0,73 persen.
Bahkan, menurutnya, tingkat inflasi selama Januari-Juni sudah mencapai 2,14 persen, padahal dalam periode yang sama tahun lalu, tingkat inflasi mencapai 0,34 persen. Hal tersebut, katanya, dipicu dengan kenaikan harga di pasaran sektor pangan dan komponen bumbu yang terjadi karena adanya penurunan stok di Pasar Induk selama Juni hingga saat ini.
Penurunan stok, menurut gubernur, terjadi hingga 30 persennya, sehingga mengakibatkan kenaikan harga hingga 30 persen juga. Kondisi ini diperparah oleh cuaca buruk yang mengakibatkan produksi panen berkurang.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan DKI, Reynalda Madjid, mengatakan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok di Jakarta, Dinas KUKM dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan para asosiasi, seperti asosiasi tepung terigu, dan gula. Ini untuk mempercepat distribusi ke pasar-pasar di Jakarta dan agar distributor tidak menaikkan harga secara sepihak.