Jumat 20 Aug 2010 04:06 WIB

Tipu Warga dengan Kedok Karyawan Pertamina

Rep: Esthi Maharani/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang warga Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, mengadukan kasus penipuan berkedok karyawan Pertamina. Entin (55 tahun) mengatakan, oknum tersebut bermaksud untuk melakukan sosialisasi tentang penggunaan gas dan melakukan pengecekan tabung gas.

Namun pada akhirnya, pemilik rumah justru diminta mengganti regulatornya dengan yang baru. Karena percaya dan takut ledakan gas terjadi, Entin pun tak keberatan membeli regulator yang ditawarkan. Namun, kualitasnya ternyata tak sebagus yang dikira. "Baru saya pakai 3 hari, masa langsung rusak,” kata Entin. Celakanya, bukan hanya ia saja yang terkena modus penipuan ini, tetapi kerabatnya juga mengalami hal yang sama.

Perwakilan dari Wanita Patra Pertamina (WWP), Anita, mengatakan, jika pihak Pertamina memang menginstruksikan karyawannya untuk melakukan sosialisasi ke wilayah pada para warga. Namun, sosialisasi dilakukan tidak dilakukan ke tiap rumah. Pihak Pertamina tidak memaksa warga membeli aksesoris tabung gas.

''Kalau sampai ada orang yang mengaku karyawan Pertamina dan sampai menjual aksesoris, saya tegaskan itu bukan orang dari Pertamina. Laporkan saja, nanti akan kami telusuri dan ditindak,'' ujar Anita.

Hal ini diungkapkan pada Kamis, (19/8) saat WWP bekerja sama dengan Kelurahan Cengkareng Timur menggelar sosialisasi mengantisipasi bahaya ledakan tabung gas. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan warga tentang penggunaan dan pemakaian gas yang benar. Sedikitnya sekitar 200 warga mengikuti kegiatan yang berlangsung di Aula Kelurahan Cengkareng Timur.

Dalam sosialisasi itu, petugas asisten sales representative gas domestik region II Pertamina memperlihatkan cara pengecekan tabung gas. Tabung gas itu dilepas regulatornya dan dibawa ke ruangan terbuka. Kemudian, rendam tabung gas itu ke dalam air. Salah satu indikatornya adalah terlihat gelembung yang keluar. Artinya, jika ada gelembung, tabung gas itu bocor.

Salah satu warga, Aryani (50) meminta agar sosialisasi itu dilakukan hingga tingkat Rw. Menurutnya, masih banyak ibu-ibu yang takut menggunakan kompor gas. ''Masa kalau kita mau masak dan gasnya habis mesti nunggu suami untuk ganti tabung gasnya," ujarnya.

Lurah Cengkareng Timur, Hany Wahyuni mengatakan, masih banyak pengguna tabung gas yang tidak paham cara pemakaian. Inilah yang dinilai menjadi penyebab terjadinya ledakan karena adanya kebocoran pada regulator, selang, atau kawat tabung. ''Jangan sampai ledakan kembali terjadi,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement