Senin 06 Dec 2010 02:47 WIB
RUU Keistimewaan Yogyakarta

Warga Jogja Kecewa dengan Jawaban Presiden

Rep: rosyid nurul hakim/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Koordinator Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat, Sigit Sugito, mengaku kecewa dengan pidato klarifikasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait status Yogyakarta. Apalagi setelahnya pemerintah berencana tetap akan ada pemilihan dan menempatkan Sultan diatas gubernur.

"Jelas kita masih kecewa dengan jawaban presiden," kata Sigit di Yogyakarta. Karena secara eksplisit presiden tetap menginginkan adanya pemilihan. Padahal aspirasi masyarakat Yogyakarta ingin Sultan untuk seterusnya ditetapkan sebagai gubernur

"Kalau sudah begini artinya presiden tidak paham sejarah, menabrak aspirasi rakyat Jogja," kata Sigit. Dia khawatir jika sikap seperti ini tetap dipertahankan SBY, maka tidak akan lama banyak daerah yang memisahkan diri.

"Kalau presiden tidak serius, satu persatu (daerah) akan lepas," ujar Sigit. Saat ini, pihaknya akan terus melakukan konsolidasi dan terus bergerak di basis-basis massa. Mereka juga tetap memasang spanduk dan stiker.

Dari pantauan Republika, di beberapa spanduk terpampang di perempatan Kantor Pos Besar, di ujung Jalan Malioboro Yogyakarta. Spanduk itu bertuliskan 'Yogyakarta Tetap Istimewa SBY Harus Tegas Pro Penetapan' dan 'Kami Mencintai Perdamaian Tapi Kami Lebih Mencintai Keistimewaan Yogyakarta'. Sedangkan di perempatan Sayidan terpampang spanduk warna putih dengan tulisan merah yang berbunyi 'Anda Memasuki Wilayah Pro Penetapan Yogyakarta'.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement