REPUBLIKA.CO.ID,Ratusan awak bus Mayasari Bhakti Depo C Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menggelar aksi mogok kerja hingga mengakibatkan penumpang di Kota dan Kabupaten Bekasi terbengkalai.
"Kami menuntut agar Kepala Divisi Teknisi diganti dan meminta agar kebijakan manajemen terkait target penumpang direvisi," ujar sopir bus Mayasari Bhakti Trayek Bekasi-Tanah Abang, Hendi, di sela aksi demo, Senin.
Aksi demonstrasi yang berlangsung di halaman parkir bus PT Mayasari Bhakti Depo C, Jalan Raya Teuku Umar KM 44, Cikarang Barat, diikuti sekitar 300 awak bus dari berbagai jurusan.
Para awak bus, kata dia, keberatan dengan penetapan upah sebesar Rp 100.000 hingga Rp1 50.000 yang ditetapkan Divisi Teknisi untuk biaya perbaikan suku cadang dan kerusakan armada yang dinilai sebagai pungutan liar.
"Situasi ini erjadi sejak 1997 silam dan belum pernah mendapat respon. Padahal, biaya itu sudah menjadi tanggungan perusahaan," katanya.
Dikatakan Hendi, pihaknya juga merasa keberatan dengan kebijakan perusahaan yang menetapkan target penumpang sebanyak 320 orang per lima rit karena dianggap memberatkan awak bus."Bila target itu tidak tercapai, kami akan diskorsing selama dua pekan. Dari mana kami mau makan kalau begini caranya," kata Hendi.
Seluruh awak bus mengancam akan melanjutkan aksi mogok serentak hingga Selasa (1/3), bila pihak manajemen tidak memenuhi tuntutan para demonstran. "Kami akan melanjutkan aksi ini bila manajemen tidak menuruti keinginan kami kali ini," ujarnya.
Sementara itu, dampak dari aksi mogok kerja awak bus Mayasari Bhakti membuat sejumlah penumpang di halte bus Bekasi Barat, Kota Bekasi, terbengkalai. Sejumlah penumpang memilih untuk beralih menggunakan kereta sebagai alternatif berkendara.
"Sebelumnya saya bingung, kenapa tidak ada bus Mayasari yang melintas di sekitar Bekasi yang menuju Jakarta. Ternyata, mereka sedang demo. Untuk mengejar waktu, saya terpaksa menggunakan kereta," kata Puspita, salah satu karyawan BUMN di Jakarta.