REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, rencana ISIS yang akan mendirikan negara dengan kilafah Islam sangat sulit untuk dicerna. Sebab, misalkan ISIS berhasil mendirikan negara kilafah, membuat kebingungan di internal ISIS itu sendiri.
"Banyak sekali kerumitan-kerumitan yang akan terjadi kalau memang mereka (ISIS) menjadi sebuah negara, jadi untuk rakyat Indonesia jangan mau ikut bergabung karena hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga," ujar Saleh dalam diskusi 'Menangkal Paham ISIS atas Nama Agama' di Universitas Hamka, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa (19/5).
Hal pertama yang dilihat Saleh adalah kerumitan di mana Ibukota ISIS akan dibuat. Sebab, hingga saat ini kekuatan ISIS tersebar di beberapa negara, selain dua negara yaitu Irak dan Suriah. Selain itu, sistem pemilihan kepala negara yang akan diterapkan di negara ISIS. Apakah akan melibatkan seluruh anggota ISIS atau dengan cara perwakilan dari pimpinan pusat ISIS. Satu lagi, yang terpenting kata Saleh adalah bagaimana cara ISIS memenuhi kebutuhan hidup para anggotanya.
"Bagaimana hak-hak warga negara ISIS itu nanti. Mereka kan ada yang di luar negeri apakah diperlakukan sama dengan yang ada di Irak dan di Suriah. Ini kan sangat rumit," ujar Saleh.
Karena itulah, Saleh menilai kenapa para ulama, pemerintah dan segenap tokoh di Indonesia terus melarang adanya WNI yang gabung dengan ISIS. Sebab, apa yang dijanjikam oleh ISIS hanyalah kebohongan belaka untuk memanfaatkan umat Islam yang terpengaruh sebagai alat untuk kepentingan regional, ekonomi, dan politik dari pimpinan-pimpinan ISIS.
"Untuk apa habiskan waktu dan energi untuk hal yang enggak realistis terwujud. Mending belajar di kampus. Dari pada habiskan untuk suatu yang sia-sia dan hanya membesarkan orang lain," ujar Saleh.