REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta KPK melakukan introspeksi diri terkait kekalahan dalam menghadapi gugatan praperadilan tersangka kasus korupsi PT Bank Central Asia (BCA), Hadi Poernomo. Fahri mengatakan, kelahan ini bukan yang pertama kalinya.
"Mumpung pimpinan KPK baru, jangan terus perang opini. Selama ini ada hakim lawan KPK pasti dilaporkan ke KY dan diserang LSM yang dapat bantuan dana KPK, citranya diturunkan," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/5).
Fahri mengatakan, KPK harus mengevaluasi proses penyidikan, yang berdasarkan temuan BPK tidak sesuai dengan prosedur. Menurutnya, KPK harus melakukan evaluasi agar tidak terus merugikan orang yang tidak bersalah.
"Sekarang kan ditersangkakan baru cari bukti. Ini harus jadi evaluasi. Kehausan darah ingin hukum orang, pengen jadi jagoan itu yang harus dikoreksi total. Saya usulkan telaah audit BPK secara mendalam," ujarnya.
Selain itu, Wasekjen PKS itu pun mengatakan, KPK perlu memperbaiki kerja sama dengan lembaga penegak hukum lain, yakni Polri dan Kejaksaan Agung. Menurutnya, kurangnya koordinasi membuat KPK dicitrakan sebagai satu-satunya lembaga yang bisa memberantas korupsi.
"Jaksa dan polisi menjadi tidak dipercaya. Harusnya KPK duduk di tengah armada polisi dan jaksa. Mereka harus supervisi seperti UU. Tapi mereka malah berlomba dengan polisi dan jaksa ke kampung kecil. Ini harus diintrospeksi," kata Fahri.
Akibat kurang berkoordinasi, Fahri mengatakan, KPK pun akhirnya kelelahan. Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mengatasi persoalan tersebut, pemimpin KPK harus bekerja dengan otak dan bukan otot.