REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Panglima TNI yang saat kni menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Gatot Nurmantyo akan menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) hari ini.
Anggota Komisi I DPR Pramono Anung mengatakan, sejumlah tugas akan dihadapi Panglima TNI yang baru, salah satunya modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Pramono mengatakan, Alutsista yang moderen merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk melindungi negara Indonesia yang sangat luas.
"Negara Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim, Indonesia memerlukan alat pertahanan yang kuat," katanya di gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7).
Selain modernisasi Alutsista, politikus PDIP itu juga mengatakan Panglima TNI yang baru juga harus memperbaiki kesejahteraan prajurit. Bentrokan yang masih sering terjadi dan melibatkan TNI, lanjutnya, seringkali disebabkan oleh masalah kesejahteraan.
"Jadi, tugas Panglima TNI baru, yang pertama modernisasi alat pertahanan dan kedua, mensejahterakan anggotanya," ujarnya.
Mengenai anggaran, politikus PDIP itu mengatakan, DPR, dalam hal ini Komisi I telah sepakat untuk meningkatkan anggaran alutsista. Ia mengklaim, anggaran yang ada saat ini sebenarnya sudah cukup besar. Namun, yang menjadi masalah adalah soal penyerapan.
"Di kementerian-kementerian saya dengar serapannya rendah termasuk Kemenhan dan TNI. Harus ada payung hukum agar perencanaan pembangunan presiden ini bisa dipercepat sebab tidak ada arti jika serapan rendah," jelasnya.