REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komisi I DPR menyatakan salah satu penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130, disebabkan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang sudah tua. Mengetahui hal tersebut, Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya mengaku turut prihatin.
“Dalam perspektif tersebut, kondisi alutsista TNI jelas menjadi hal yang patut diberi perhatian,” ujar Tantowi dalam diskusi ‘Hercules dan Ironi Alutista TNI’ di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/7).
Tantowi berpendapat, banyaknya alutsista tua itu akibat dari minimnya dukungan anggaran. Menurut dia, anggaran 2015 untuk pertahanan berkisar Rp 106 triliun. Mendengar nominal tersebut, Tantowi menganggap akan banyak pihak menilai jumlah tersebut sangat besar. “Angka ini terdengar fantastis, pasti banyak yang menggugat kenapa bisa sebesar itu?” ujarnya.
Politikus Golkar itu menjelaskan, anggaran pertahanan tersebut jauh dari kebutuhan ideal. Tantowi mengungkapkan, angka tersebut tidak diperuntukkan secara utuh. Namun, lanjut dia, dibagi kepada lima pihak yang berhak. Kelima pihak tersebut, adalah Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Mabes TNI, Mabes Angkatan Darat (AD), Angkatan Udara (AU), dan Angkatan Laut (AL).
Mengenai pembelian alutsista, Tantowi menyatakan, perihal ini bisa menghabiskan dana sekitar Rp 40 triliun. Dari jumlah itu, kata Tantowi, tidak sepenuhnya untuk pembelian alutsista semata. Menurut dia,, anggaran pemeliharaan masuk juga ke dalam dana yang jumlahnya terbatas tersebut.
Seperti diketahui, pesawat Hercules tipe C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6) lalu. Hercules C-130 ini, membawa 12 orang kru pesawat dan 101 penumpang.