REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, publik tidak perlu menganggap Indonesia akan mengulangi krisis 1998. Menurut dia, tidak hanya Indonesia yang mengalami tren perlambatan pertumbuhan, melainkan juga perekonomian global. Hal itu dikatakannya seusai menemui pimpinan DPR RI, malam ini (24/8).
“Saya pikir, kita enggak bicara krisis karena tidak ada indikasi yang menyatakan kita krisis,” ucap Menteri Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR, Senin (24/8).
Dia menegaskan, pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia (BI) terus menjaga nilai rupiah agar tak kian merosot. Becermin dari nilai tukar yang sudah menembus Rp 14 ribu per dolar AS, dia mengakui perlu upaya lebih untuk segera diwujudkan. Khususnya, terkait penyerapan APBN atau APBD.
“Kita bersama-sama dengan BI mencari cara untuk menahan pergerakan rupiah,” kata dia.
Menteri Bambang lantas enggan menanggapi lebih lanjut usulan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (Ical). Sebelumnya, Ical mengatakan, pemerintah perlu membentuk badan Pusat Krisis demi menjaga konsilidasi dalam menguatkan perekonomian makro.
“Yang penting kita jaga (nilai tukar rupiah),” kata dia.